RMOLBanten. Dalam gelaran pesta demokrasi berbeda pilihan sah dan merupakan hal wajar. Tapi jangan gara-gara berbeda pilihan hubungan antar masyarakat jadi retak.
- Langkah Politik Anak Presiden, Jokowi Sedang Buat Skema untuk Gibran
- Bank Indonesia Diminta Batalkan Pengenaan Biaya MDR Transaksi QRIS
- Pesan Anies Baswedan: Jangan Abai Karena Kasus Sudah Landai
"Rugi besar dan biaya sosialnya terlalu besar (kalau gaduh), hanya urusan pilkada setiap 5 tahun," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.
Dalam Pilkada Serentak 2018, Jokowi mengimbau kepada untuk memilih calon pemimpin yang paling baik. Tapi, setelah acara pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), masyarakat harus kembali rukun sebagai saudara sebangsa setanah air.
"Jangan sampai dibawa kemana-mana. Ini adalah hajatan politik dan kadang politik itu banyak jahatnya," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi mengingatkan bahwa seluruh elemen bangsa ini adalah saudara. Sehingga, diharapkan tidak ada saling mencela, mengejek, menjelekkan, mencemooh, curiga, ujaran kebencian, dan adu ujaran kedengkian di media sosial.
"Mestinya, kita perkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah basyariyah lebih besar lagi, kita jaga bersama-sama," tutupnya. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Din Syamsuddin: Sesuai Pesan Al Quran, Jangan Taati Pemimpin Pembohong
- Sambangi Kantor Golkar Kota Madiun, Mas KIA Optimis Dapat Rekom Dampingi Maidi
- Firli Bahuri Berhasil Pulihkan Aset Negara Rp 592 Triliun