Tim Polda Jawa Timur diback up Polres Kediri Kota, Polres Kediri dan Polres Blitar menggelar rekonstruksi pembunuhan dengan modus mutilasi.
- KPK Limpahkan Hakim Agung Sudrajad Dimyati dan 7 Tersangka Lainnya ke JPU
- MK Tolak Uji Materiil Belasan Pasal UU Pemilu Terhadap Pencalonan Presiden
- Usut Kebakaran Kejagung, Polri Dalami Cleaning Service yang Punya Saldo Ratusan Juta
Menurut keterangan Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera, tujuan dilakukannya reka adegan ini yakni untuk menjelaskan di lokasi apa yang dilakukan tersangka maupun korban.
Dari tiga puluh delapan reka adegan yang dilaksanakan, reka adagen kesebelas dan dua belas memasuki bagian terpenting dimana korban nyawanya dihabisi lalu dimutilas oleh pelaku.
"Di adegan sebelas dan adegan dua belas, puncak yang ditunggu, bagaimana mutilasi dan kematian itu. Ini adegan satu sampai adegan tiga puluh delapan," papar Barung dikutip Kantor Berita , Rabu (24/4) siang.
Menurutnya reka adegan yang dilaksanakan hari ini merupakan bagian dari prosedur penyidikan. Jika nantinya ada sesuatu yang tidak sesuai akan dicatat oleh penyidik.
"Reka ini menjeskan BAP yang kita lakukan kepada yang bersangkutan," urainya.
Diakuinya pihak Polda Jatim sampai sekarang masih belum menemukan adanya unsur perencanaan terhadap kasus pembunuhan disertai mutliasi tersebut. Pihak penyidik juga mencatat pada adegan ke 10, terkait motif yang melatar belakangi adanya transaksi (seksual) antara pihak pelaku dengan korban.
"Ini spontanitas dikarenakan transaksional tadi. Transaksionalnya kita menjelaskan dengan Narasi yang bisa diterima publik ini sulit. Karena biasanya kalau, ada hal sesuatu kita sampai diberikan jasa oleh sesorang pasti ada pembayaran berikutnya. Jasa itu yang diberikan tetapi pembayaran tidak dilakukan, lalu terjadi pertengkaran," katanya.
Selain membawa dua tersangka, dalam reka adagen hari ini petugas juga turut menyertakan sejumlah saksi baik dari Blitar mau pun Kediri. Pelaksanan reka adegan dilakukan di empat titik, mulai dari korban saat berada di sanggar tari yang dikelolahnya di kawasan Gelanggang Olah Ragah Jaya Baya terakhir kali bertemu dengan tiga orang temanya saat itu.
Setelah itu korban Budi Hartanto bergegas menemui tersangka, yang sebelumnya sudah janjian. Mereka kemudian bertemu di sebuah warung makanan yang dikelolah oleh tersangka AS. Saat itu AS kemudian terlibat hubungan intim dengan korban. Selesai berhubungan, mereka kemudian terlibat cek cok hingga terjadilan pembunuhan tersebut.
Awalnya tersangka AJ sempat melerai pertengkaran AS dengan korban, namun ternyata hal itu justru membuat korban tersulut emosi lalu spontan menampar AJ. Sesaat kemudian terjadilah perkelahian tidak seimbang. Di warung makan kontrakan itulah, menjadi saksi bisu terjadinya pembunuhan disertai mutilasi.
"Dia mati dulu baru dimutilasi. Nanti adegan ke 11 itu dia berkali kali dibacok. Pembunuhan ini sudah kita duga ada yang membantu ada yang memperlancar. Ada yang ikut melaksanakannya sehingga kita berkeyakinan pembunuhan tidak mungkin dilakukan sendiri," tandasnya.
Usai memutilasi organ tubuh korban, selanjutnya bagian kepala guru dancer tersebut dibuang di wilayah Kecamatan Kras, kemudian terpisah tubuhnya ditaruh didalam sebuah koper dibuang di bawah jembatan Desa Karanggondang Kecamatan Udan Awu Blitar.
Proses jalannya rekontruksi sendiri berlangsung kondusif, meski menarik perhatian ratusan warga yang datang untuk melihat secara langsung. Pada saat reka adegan dilakukan tidak sedikit warga yang merasa geram melihat kekejian pelaku, mereka spontan meneriaki keduanya.[ndik/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Lukas Ngaku Sakit saat Diperiksa, KPK: Tim Dokter RSPAD Menyatakan Fit
- Korban Dugaan Pemotongan Dana PKH Diperiksa Unit Pidana Korupsi Polres Probolinggo
- Kasus Ustadz Pencabulan Terhadap Empat Santriwati di Jember Mulai Disidangkan