Walikota Surabaya Tri Rismaharini dinilai tetap satu frekuensi dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait penunjukan ketua, sekretaris, dan bendahara baru di tubuh DPC PDIP Kota Surabaya menggantikan Whisnu Sakti Buana.
- Surya Paloh Temui Jokowi, Pengamat: NasDem Hadapi Hantaman Politik Mitra Koalisi
- Gelar Konsolidasi, Fraksi Gerindra se Jawa Timur Inisiasi Padat Karya Di APBD 2023
- Parpol KIM Jatim Solid, Sarmuji Targetkan Kemenangan Prabowo-Gibran Di Atas 50 Persen
Analis Politik Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan, Risma memang tak mau masuk ke dalam polemik secara langsung karena untuk menjaga hubungan dengan Whisnu Sakti Buana yang tak lain adalah wakil walikota.
Namun, dengan melihat relasi antara Risma dan Megawati, walikota perempuan pertama di Surabaya itu tidak akan berbeda sikap dengan DPP PDIP.
â€Bu Risma mempunyai kedekatan khusus dengan Bu Mega, jadi tidak mungkin beda frekuensi. Karena keputusan di PDIP itu kan sangat kuat dari DPP, menurut saya, Bu Risma menyesuaikan frekuensi DPP PDIP,†ujarnya (11/7).
Menurut Surokim, sikap Risma yang tak mau ikut polemik kepengurusan di DPC PDIP Surabaya bisa dibaca sebagai keselarasan dengan kebijakan DPP. Surokim juga menilai sikap Risma yang tak mau terbuka menyatakan pendapat dalam polemik ini sebagai langkah tepat demi menjaga kondusivitas.
â€Pasti suara Bu Risma ke DPP. Tapi memang lebih baik diam dan tidak masuk ke polemik ini,†ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Trunojoyo Madura.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pilpres 2024, Kelemahan Anies Baswedan Belum Ada Dukungan Partai
- Berharap Dapat Rekom, Bupati Hendy Menjadi Pendaftar Pertama ke DPC PPP Jember
- Soal Anies Antitesa Jokowi, Hasto: Aspek Etika Timbukan Persoalan Tata Pemerintahan yang Serius