keberadaan dinasti politik diprediksi akan mempersempit ruang untuk usulan kebijakan presidential threshold yang didesak nol persen.
- Koalisi Gerinda-PKB Makin Solid, Gus Fawait: Kami Membela Kepentingan Rakyat
- Kunjungi Makam Mahatma Gandhi, Prabowo Bawa Pesan Filosofis
- NU Berharap Ada Unsur Nasionalis-Religius di Pilwali Surabaya, Dari Nahdliyin Eri Cahyadi
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, pada Pemilu 2024 mendatang penentu siapa Capres dan Cawapres nanti kelihatannya sudah diatur oleh kelompok oligarki.
"Bisa saja analisa itu benar. Kelihatannya kelompok oligarki itu ingin memilih lawan yaitu Prabowo-Puan dan tidak menghendaki Anies nyapres. Itu dilakukan bisa saja tuk dukung Ganjar,” kata Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/5).
Ujang berpendapat, koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN dan PPP juga bisa saja merupakan perahu yang disiapkan oligarki itu untuk pencalonan Ganjar.
"Ini akan terbukti jika KIB tak berani calonkan Airlangga atau Ketum lainnya yang bergabung dalam KIB,” katanya.
Dosen ilmu politik di Universitas Al Azhar Indonesia ini sempat menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo sudah tidak sejalan lagi dengan PDI Perjuangan.
"Sudah saya katakan sejak tahun lalu, bahwa kemungkinan yang didukung PDIP itu tak akan didukung Jokowi. Apalagi kemarin sangat jelas soal Jokowi 3 periode. Dimana Jokowi ingin sedangkan PDIP menolak,” katanya.
"Politik itu dinamis, kita lihat saja apa yang akan terjadi ke depan,” demikian Ujang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Menangkan Gugatan Dugaan Dinasti Politik dan Nepotisme di PTUN
- Dinasti Sultan Versus Dinasti Jokowi
- Kunjungi Ponpes Tambakberas, Yenny Wahid Singgung Dinasti Politik