Pembakaran mushaf Al Quran oleh politisi Swedia, Rasmus Paludan tidak bisa dibenarkan. Sebab, tindakan politisi sayap kanan Swedia-Denmark tersebut sudah masuk hate crime.
- Relawan Prabowo Ancam Laporkan Yenny Wahid ke Polisi
- Yenny Wahid saat Hadiri Harlah Muslimat: NU Netral di Pilpres 2024
- Ajak Santri se-Jombang Capai Indonesia Emas 2045, Yenny Wahid Sebut Mahfud MD Sosok Pemimpin yang Berani Tegakkan Hukum dan Sikat Korupsi
Menurut Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Zannuba Arifah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, pembakaran Al Quran bukan kebebasan berpendapat atau freedom of speech.
“Ini sudah masuk dalam kategori hate crime atau kejahatan berdasar kebencian. Dalam hal ini kebencian terhadap sebuah keyakinan tertentu,” tegas Yenny Wahid kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (23/1).
Oleh karenanya, sudah sewajarnya Indonesia mengecam keras tindakan Rasmus karean bisa menciptakan konflik di masyarakat.
Selain itu, putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini meminta kepada Pemerintah RI mengambil langkah tegas terhadap Swedia.
“Pemerintah bisa memanggil Dubes-nya dan menyampaikan sikap kita,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang