Tahun depan ada 19 daerah di Jawa Timur yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung, salah satunya Kabupaten Jember. Meski masih setahun lagi namun sejumlah nama sudah mulai bermunculan untuk berkompetisi dengan Faida, Bupati incumben yang akan kembali maju untuk kedua kalinya.
- Soal Amandemen, Sudirman Said: Jangan Kira Rakyat Tidak Cerdas
- Pertama Kali Digelar di Tanah Papua, Jokowi: Kita Bangga Membuka PON XX
- Wakil Ketua DPRD Surabaya Anggap Surat Sekkota Soal Pelarangan Kegiatan Peringatan HUT Ke 75 RI Ambigu
"Gus Fawait itu santri tulen, cerdas dan berakhlak bagus. Saya tahu persis, karena saat beliau menjadi mahasiswa langsung dibawah asuhan Abah Kiai Ali Maschan Moesa di Pesantren Luhur Al Husna Surabaya dan keluarga ndalem,†tutur putra Kiai Ali Maschan ini, Rabu (26/6).
Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini mengungkapkan, sudah sepantasnya tokoh-tokoh muda NU didorong untuk memimpin daerah. Apalagi mereka yang berangkat dari parlemen, karena sebagai wakil rakyat sudah paham aspirasi dan masalah rakyat.
Gus Dodi menyebut sejumlah nama yang berangkat dari parlemen dan berhasil memimpin daerah, seperi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Bahkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga adalah kepala daerah yang berangkat dari gedung parlemen.
Dodi melanjutkan, para kepala daerah yang berangkat sebagai wakil rakyat di parlemen pastinya sudah mengetahui permasalahan masyarakat di bawah. Karena itu, ketika mereka menjadi eksekutif tinggal melakukan eksekusi kebijakan yang pro rakyat.
"Dengan pengalamannya itu, saya kira beliau (Gus Fawait) adalah seorang yang tepat dan bijaksana untuk memimpin Jember ke depan dengan segala kelebihan yang beliau miliki,†pungkas aktivis muda NU tersebut.[bdp]
- Hasil Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Puas Penyelenggaraan Mudik Lebaran 2022
- Buntut Penghinaan Nabi Muhammad, Mantan Ketum FPI Ajak Umat Islam Boikot Produk India
- Bandara Kertajati Contoh Infrastruktur Tidak Tepat Sasaran, tapi Subsidi BBM Dikurangi Terus