Pranaya Yudha: Reboisasi Lahan Kritis Harus Libatkan Masyarakat Sekitar Hutan

Anggota komisi B DPRD Jawa Timur Pranaya Yudha Mahardika mendukung kebijakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, untuk menebar benih pohon trembesi dan kelor di hutan gundul melalui udara. Menurut dia, kebijakan menebar benih itu punya tujuan bagus, untuk mencegah banjir bandang dan tanah longsor di Jatim.


"Penebaran benih tujuannya jangka panjang, artinya untuk musim hujan berikutnya kita harapkan penahan banjir bandang yang lain. Saya kira sudah cukup banjir bandang di Jatim. Jangan lagi," katanya pada Kamis (6/2).

Politisi Partai Golkar itu berpendapat, penebaran benih memang memang layak dicoba meski terbukti hal baru, dalam reboisasi hutan yang gundul. Akan tetapi, Pranaya juga menyarankan, Pemprov Jatim juga harus menggandeng masyarakat sekitar hutan.

"Tapi caranya sekarang, kalau mekanisme melalui udara sesuatu hal baru dan layak untuk dicoba. Kalau dari pendepat kami gubernur melalui BPBD melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk menanam pohon," tandasnya.

"Saya mendorong gubernur memanfaatkan program yang sudah ada ikut memikirkan antisipasi jangka panjang supaya tidak ada lagi bencana-bencana seperti tanah longsor dan banjir bandang," jelas politisi Partai Golkar itu.

Sementara itu, data dari Pemprov Jatim, luasan lahan kritis di Jawa Timur mencapai 432.225 hektar. Dari jumlah itu terdiri Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas seluas 338.983,4 hektar dan DAS Solo seluas 93.241,6 hektar. Lahan kritis yang terjadi di Jatim itu diduga terjadi karena kebakaran hutan dan penebangan kayu secara ilegal.