Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memaksimalkan peran SMA double track dan SMK di Jawa Timur untuk memproduksi hand sanitizer (cairan pencuci tangan) secara massal. Selanjutnya hand sanitizer tersebut akan dibagikan kepada masyarakat luas.
“Meski nantinya dibuat massal namun komposisi dan cara pembuatannya tetap sesuai standar industri sehingga mutu dan kualitasnya tetap terjamin,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (28/3)
Terutama, lanjut Khofifah, terkait keamanan alkohol yang notabene merupakan bahan baku utama pembuatan hand sanitizer.
- Hadiri Sharing Session di RSUD Soetomo, Pj Gubernur Adhy Ajak Pelayanan Berkualitas dan Sinergitas
- Beri Motivasi 2.764 Peserta KKN-BBM Unair, Wali Kota Eri Cahyadi: Pendidikan adalah Pengabdian untuk Masyarakat
- Peringati Hari Air Sedunia, Perumdam Tirta Kencana Gandeng Desa Kedungdjati Lakukan Konservasi Air
Dijelaskan, alkohol yang digunakan merupakan alkohol dengan kategori food grade sehingga aman dan menghindari potensi keracunan.
Khofifah mengatakan, pelibatan siswa SMA/SMK Se-Jawa Timur ini karena tingginya permintaan masyarakat di tengah pandemi wabah virus corona alias Covid-19. Sementara di pasaran barang tersebut langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal.
Menurut Khofifah, apa yang dilakukan siswa SMA/SMK ini sudah sewajarnya mendapat apresiasi. Sebab, mereka secara tidak langsung membantu pemerintah dalam melawan Covid-19.
“Sejumlah 79 SMA double track dan 92 SMK yang punya kompetensi farmasi dan kimia industri di Jawa Timur selain membuat hand sanitizer juga sabun antiseptik yang seluruhnya ditujukan dalam rangka memerangi pandemi Covid-19,” tuturnya.
“Tadinya sendiri-sendiri, nah sekarang coba diorganisir oleh Pemprov Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan agar kapasitas produksi dan kualitasnya bisa meningkat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Terkait bahan baku, Wahid Wahyudi, Kadis Pendidikan Provinsi Jatim mengatakan Pemprov Jatim nantinya akan mensupport penuh kebutuhan bahan baku berupa alkohol.
"Sumber dana berasal dari dana BOS, BPOPP serta CSR," kata Wahid sembari menambahkan SMA double track dan SMK yang berkompetensi di bidang Farmasi dan Kimia Industri dalam membuat produk ini nantinya dipandu guru kompeten.
- Temuan BPK Soal Dana Covid-19 Senilai Rp 107 Miliar di Jember Belum Ada Kejelasan
- Wali Kota Eri Terpukau Film “Jack”, Ajak Sutradara Kolaborasi Garap Cerita Khusus Latar Surabaya
- DPRD Jatim: Penunggak Pajak Reklame di Jalan Provinsi Harus Segera Ditertibkan