Dubes Australia Ditarik Pulang, Penyebabnya Indonesia Buruk Tangani Covid-19

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan AO ditarik pulang dari Jakarta. Hal ini


sebagai langkah pencegahan di tengah maraknya kasus virus corona.

Kantor Berita Politik RMOL sebelumnya memberitakan, berdasarkan pertimbangan medis, Dubes Australia Gary Quinlan untuk sementara waktu pulang kembali ke negaranya, hingga wabah virus corona yang menerjang Jakarta berangsur hilang.

"Berdasarkan saran medis, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan AO, dipindahkan sementara ke Australia," tulis Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia dalam situsnya.

Keputusan itu sebenarnya telah dipertimbangkan sejak enam minggu yang lalu, atau lebih, ketika kedutaan harus memutuskan tindakan yang lebih tegas lagi untuk melindungi warganya.

Gary sendiri berangkat meninggalkan Jakarta pada hari ini, Sabtu (11/4) melansir The Sydney Morning Herald, Kamis (9/4). Sementara, wakilnya Allaster Cox akan tetap berada di Indonesia.

Gary Quinlan, 68 tahun, telah menjabat sebagai Duta Besar untuk Indonesia selama lebih dari dua tahun. Ia telah berkarir lebih dari 40 tahun dalam layanan diplomatik, termasuk tugas sebagai duta besar untuk Singapura dan untuk PBB.

Walau Quinlan kembali ke Australia, urusan pekerjaan tetap ia lakukan dengan memonitornya dari Australia.

Kedubes Australia di Jakarta akan terus beroperasi. Termasuk dalam memberikan dukungan konsuler kepada warganya di Indonesia.

Sekitar dua pertiga dari 180 warga Australia yang merupakan bagian dari staf kedutaan di empat daerah, sebagian besar di antaranya berada di Jakarta, kini telah meninggalkan Indonesia.

Ratusan staf lokal juga bekerja dari rumah. Ada sekitar 3.000 pengunjung dan wisatawan Australia yang masih berada di Indonesia, saat ini. WNA asal Australia juga diketahui berjumlah 7.000 sebagai penduduk tetap.

“Jarang sekali seorang duta besar meninggalkan jabatannya dengan alasan apa pun, tetapi respons Indonesia terhadap krisis Covid-19 sangat buruk,” tulis The Sydney Morning Herald.