Vaksinasi Di Jatim Dimulai Januari Hingga April

ilustrasi vaksin/net
ilustrasi vaksin/net

Ketua Gugus Kuratif Satgas Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan seseorang yang terpapar atau sudah pernah positif Covid-19 (penyintas), tidak perlu mendapatkan vaksinasi. Menurutnya pada prinsipnya vaksinasi itu bertujuan untuk menimbulkan antibodi.


Joni menambahkan orang yang telah terpapar virus maka secara alami akan membentuk antibodi. Bahkan ketika sudah sembuh, bisa menjadi penyintas dan mendonorkan plasma darahnya untuk membantu yang pasien Covid-19 yang lain. 

"Artinya antibodi bisa terbentuk secara alami," tuturnya. 

Lebih lanjut Joni mengatakan latar belakang pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan pada tubuh.  Namun menurutnya yang perlu diketahui vaksinasi ini hanya untuk usia 18-59 tahun.

 "Pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan secara bertahap mulai Januari hingga April mendatang dengan mempertimbangkan kajian epidemiologi dan ketersediaan vaksin.  Tapi untuk tahap awal ini diprioritaskan pada nakes karena dianggap memiliki risiko paling besar tertular Covid-19," terangnya. 

Direktur Utama RSUD Dr Soetomo ini mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir jika nantinya ada efek samping (panas dan demam)  yang ditimbulkan dari vaksin.  Menurutnya pihaknya sudah menyiapkan segala hal untuk penanganan jika terjadi karena efek samping vaksin. 

 "Kami sudah menyiapkan vaksinator bersertifikat dan tenaga kesehatan untuk ini. Yang memberikan vaksin ini tidak harus dokter,  bisa bidan atau perawat yang memiliki kompetensi," tuturnya. 

Terpisah juru bicara Gugus Kuratif SatgasCovid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Al Farabi menjelaskan rekomendasi untuk pemilihan vaksinasi telah ditentukan sesuai petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Kesehatan. 

Menurutnya selain penyintas maupun yang bergejala Covid-19, ibu hamil juga tidak boleh divaksinasi. 

"Kemudian penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)  selama 7 hari terakhir, riwayat alergi berat, kelainan darah, jantung koroner, autoimun, penyakit ginjal, penyakit rematik autoimun, penyakit saluran pencernaan kronis, hipertiroid/hipotiroid karena autoimun, kanker, diabetes, HIV dan penyakit paru tidak bisa dilakukan vaksinasi," paparnya.