Menko PMK Muhadjir Tak Ingin Limbah Medis Dibuang Sembarangan

Menko PMK, Muhadjir Effendy kunjungi perusahaan pengelola limbah/RMOLjatim
Menko PMK, Muhadjir Effendy kunjungi perusahaan pengelola limbah/RMOLjatim

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan peninjauan di perusahaan pengelola limbah medis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) di Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Selasa (16/2).


Rombongan Menteri PMK tiba di PT PRIA dengan didampingi Plt Sekda Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin dan diambut Manajer PT PRIA Mujiono. Usai memakai baju hazmat, bermasker, pelindung kepala dan kacamata rombongan menuju ke dalam pabrik. 

“Kedatangan saya ke sini (PT PRIA) untuk melihat langsung pengelolaan limbah di masa pandemik covid-19,” ujarnya.

Menurutnya, PT PRIA merupakan pabrik pengelola limbah B3 terbesar untuk Indonesia bagian timur. 

“Kapasitasnya bisa 1000 ton per jam, karena ada dua mesin isinerator yang bekerjanya 24 jam dan PT PRIA bisa mengcover limbah medis seluruh wilayah Indonesia bagian timur,” imbuhnya.

Muhadjir menjelaskan, pada masa Pandemi Covid-19 ada kenaikan limbah medis sampai empat kali lipat dibanding sebelumnya. 

“Tadi saya sudah diskusi untuk memahami lebih jauh kira-kira apa saja hal-hal yang harus diperbaiki dalam kaitan limbah medis. Adanya wabah Covid-19 ini ada kenaikan empat kali lipat limbah medis dibanding sebelumnya,”jelasnya.

Menurut Muhajir harus ada pemikiran serius dalam pengolaan limbah medis dengan mendirikan pabrik pengelohan limbah medis di tempat terpencil. 

“Kendalanya ada pada perizinan. Izinnya harus dipermudah. Nanti kita koordinasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Kita khawatir nanti limbah medis dibuang begitu saja tanpa ada tanggung jawab”, terangnya.

Terpisah, Manajer PT PRIA Mujiono mengatakan, dimasa pandemi ini limbah medis mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

”Rata-rata limbah yang dikelola PT PRIA antara 20 hingga 25 ton per hari, termasuk limbah medis di dalamnya. Untuk limbah medis mengalami kenaikan cukup signifikan,” ujarnya.