Di Banyuwangi Ditemukan Klaster Baru, Mulai Pembuat Peti Buah hingga PKM

  Caption: Kadinkes Banyuwangi, dr Widji Lestariono atau dr Rio/RMOLJatim
Caption: Kadinkes Banyuwangi, dr Widji Lestariono atau dr Rio/RMOLJatim

Di Kabupaten Banyuwangi ditemukan klaster baru, Satgas Covid-19 mencatat klaster di Banyuwangi mencapai 12 jumlahnya, mulai dari klaster pembuat peti buah hingga klaster puskesmas (PKM).


Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengungkapkan klaster puskesmas atau PKM tercatat ada 3, yakni di PKM Tegaldlimo, PKM Kedungwungu, dan PKM Licin.

"Dari tiga puskesmas itu, 18 Nakes terpapar covid dan 1 dari mereka meninggal dunia," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (24/6).

Yang baru ditemukan, yakni klaster pembuat peti buah Jatimulyo di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. 

"Klaster pembuat peti buah Jatimulyo itu 48 orang positif di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Pemicunya kerumunan, sehingga Covid-19 mudah menular," paparnya.

Untuk klaster keluarga bertambah. Semula hanya ditemukan di Pakis Jalio, Kecamatan Banyuwangi kemudian disusul klaster keluarga di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng. 

Lalu, klaster pondok pesantren di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari. Setelah itu, klaster masjid di Kecamatan Tegaldlimo.

"Untuk klaster pondok pesantren di Blimbingsari, di sana ada 28 orang yang terpapar," katanya.

Kemudian ada klaster ziarah Walisongo di Desa/Kecamatan Blimbingsari dan klaster ziarah Walisongo di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi.

"Ziarah Walisongo ini kan salah satunya mengunjungi Kudus. Sedangkan Kudus saat ini sedang menjadi episentrum bagi penularan Covid-19," sebutnya yang juga Jubir Satgas Covid-19 Banyuwangi.

Kemudian klaster hajatan di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo dan klaster hajatan di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo.

Substansi yang penting dari klaster-klaster yang ada di Banyuwangi ini, lanjutnya, semakin menguatkan keyakinan bahwa penularan terjadi di kerumunan dan ketika orang membuka masker.

"Dari klaster-klaster yang terjadi tadi, semuanya adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat kerumunan dan hampir pasti mereka juga buka masker pada saat hajatan, bersama naik bus," beber dr Rio.

"Dari semua kasus itu semua masih aktif. Hanya satu yang kita harapkan tuntas, yaitu yang pertama kali, klaster hajatan di Wringinpitu, Tegaldlimo. Karena sudah 4 hari ini tidak terjadi penambahan jumlah penderita. Meskipun sudah di tracing terus," ungkap dr Rio.

Satgas Covid-19 Banyuwangi, terus melakukan tracing terhadap kontak erat dari penderita positif yang ditemukan di klaster-klaster yang ada. Pola tracing seperti ranting dahan pohon, satu orang ditemukan positif, lalu di-tracing lagi hingga tidak ditemukan lagi penderita yang positif.

"Setelah tidak ketemu penderita positif lagi, baru bisa kita nyatakan tidak aktif atau selesai," pungkasnya.