Setelah Kasus Peng Shuai, WTA Batalkan Seluruh Turnamen Tenis di China

foto/net
foto/net

Merujuk pada keselamatan petenis wanita asal Tiongkok Peng Shuai, Ketua Asosiasi Tenis Wanita (WTA) Tour Steve Simon memutuskan untuk menangguhkan semua turnamen di China.


Keputusan tersebut diambil Simon merujuk pada kasus menghilangnya Peng, juara ganda Wimbledon dan Prancis Terbuka berusia 35 tahun, selama lebih dari dua minggu tak lama setelah dirinya membuat pengakuan bahwa mantan wakil perdana menteri Zhang Gaoli yang sekarang berusia 70-an, telah melecehkannya secara seksual selama bertahun-tahun.

"Saya mengumumkan penangguhan segera semua turnamen WTA di China, termasuk Hong Kong," kata Simon pada Rabu, seperti dikutip daei AFP, Kamis (2/11).

"Jauh di lubuk hati, saya tidak bisa melihat atlet kami tetap bersaing di sana sementara Peng Shuai tidak diijinkan berkomunikasi secara bebas dan mendapatkan tekanan agar membantah semua tuduhan penyerangan seksual yang menimpanya," Simon.

WTA telah merencanakan 11 acara di China pada tahun ini, sebelum Covid-19 memaksa semua turnamen dijadwal ulang atau bahkan dibatalkan.

“Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika kami mengadakan acara di China pada 2022," ujar Simon.

Meskipun saat ini Peng telah kembali muncul di hadapan publik, Simon mengatakan dirinya masih meragukan keselamatan petenis itu.

"Saat ini, kita tahu keberadaan Peng, tetapi saya sangat ragu bahwa dia dalam keadaan bebas, aman, dan tidak tunduk pada sensor, paksaan, dan intimidasi," tegas Simon, menambahkan bahwa ia tidak ingin hal serupa terjadi pada pemain lainnya.