Dr Mubarok: Ketua IKA PMII Harus Berjiwa Solidarity Maker

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur harus dipimpin oleh alumni yang mempunyai jiwa solidarity maker.


Artinya, kandidat ketua IKA PMII Jatim harus punya kemampuan menggalang solidaritas dari para kader yang selama ini belum tersentuh, agar potensinya bisa diberdayakan di masyarakat.

Hal itu dikatakan oleh Pengamat politik Letram (Lembaga Transformasi) Dr Much Mubarok Muharam, SIP MIP pada Senin (3/1/2022).

"Jadi ketua IKA PMII III nantinya harus punya jiwa solidarity maker agar mereka bisa menyentuh kader-kader yang selama ini belum optimal diberdayakan di masyarakat," katanya.

Peneliti lembaga riset Post Politika itu melihat banyak alumni dari PMII yang kemampuannya belum terserap secara optimal. Padahal, dulunya ketika masih menjadi aktivis mempunyai prestasi yang cukup mentereng dan dikenal dikenal gigih dalam memperjuangkan idealisme organisasi.

"Mereka harus diperankan dalam kehidupan publik. Misalnya kader-kader alumni PMII itu bisa berguna di segala bidang, mengoptimalkan kemampuan dan peran karena selama ini yang terlihat banyak alumni yang tidak tersentuh waktu dulunya di jajaran cabang sekarang tidak terlihat," tambahnya.

Sekadar diketahui, pada tanggal 9-10 Januari 2022 dipastikan akan menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) II IKA PMII Jatim. Kegiatan itu dipastikan ramai, karena muncul sejumlah nama calon dari tiga kader partai politik besar di Jawa Timur.

Sejumlah nama dikabarkan ikut maju berebut IKA PMII Jatim periode 2022 -2026 antara lain, Thoriqul Haq (Wakil ketua DPW PKB Jatim yang juga Bupati Lumajang), Anwar Sadad (Wakil Ketua DPRD Jatim yang juga ketua DPD Gerindra Jatim), Mahfud Sag (anggota DPRD Jatim yang juga ketua IKA PMII Surabaya), serta Badrut Tamam (wakil ketua DPW PKB Jatim dan Bupati Pamekasan). 

Dia mengatakan, ketua IKA PMII yang baru harus membawa organisasi tersebut agar berkontribusi positif kepada masyarakat. Disamping itu, nantinya,  nahkhoda PMII harus melakukan evaluasi secara mendalam dan membandingkannya dengan organisasi lain. Agar bisa lebih maju dan berperan aktif dalam pembangunan di Jawa Timur

"PMI Harus melihat keluar jangan nanya berperspektif ke dalam sehingga mesti dia merasa superior. Ketika dia mencoba membandingkan dengan organisasi lain atau kelompok lain maka dia bisa evaluasi. Apakah dia sudah optimal perannya kontribusinya di publik dan di masyarakat itu yang harus dilakukan oleh calon ketua IKA PMII," tambahnya.

"Keberpihakannya kepada masyarakat itu tidak boleh ditinggalkan IKA PMII," tambahnya.

Pengamat politik yang juga mantan ketua PMII Cabang Surabaya ini, menegaskan bahwa calon ketua IKA PMII tidak boleh meninggalkan ruh gerakan di lembaga ekstra kampus ini. 

Ia menyebutkan ada tiga hal yang perlu tetap dikawal, yaitu intelektual, moral dan pro masyarakat miskin. 

"Walau saat ini banyak mantan kader PMII duduk dan dekat di kekuasaan. Namun ruh PMII sebagai intelektual, moral, dan pro masyarakat miskin tidak boleh ditinggalkan," terang dia.