LSI Ngawi Sebut Tulisan Bupati di Medsos, Bentuk Kekecewaan Pada Jajarannya yang Tidak Cekatan

Agus Fatoni Koordinator LSI Ngawi
Agus Fatoni Koordinator LSI Ngawi

Buntut dari komentarnya Bupati Ngawi Ony Anwar disalah satu grup media sosial Facebook dengan menulis 'Info...Info Dalan remek Ngawi mazzeeehhh ben ndang Sat set ngono maazzeehhh' yang di-posting pada Senin, (14/3), kini beragam tanggapan dari publik. 


Postingan itu langsung mendapat respon dari ribuan warga masyarakatnya. 

Agus Fatoni alias Atonk Koordinator Langgar Sawo Ijo (LSI) wilayah Ngawi mengatakan, kalimat yang ditulis orang nomor satu di daerahnya tersebut bisa dikategorikan kalimat teguran halus atau bisa disebut kalimat satire kepada pihak tertentu terutama jajaranya.

"Kalimat itu sebenarnya bisa diterjemahkan dengan mengandung makna yang mendalam ada apa di Ngawi terutama fungsi koordinasi di tubuh birokrasi. Sehingga Bupati memposting kalimat seperti itu tentang jalan kemungkinan ada rasa kekecewaan terhadap kinerja bawahannya," terang Atonk dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa, (15/3).

Jelasnya, bisa juga postingan Bupati Ngawi yang mendapat like hampir 2 ribu pembaca itu untuk menyerap aspirasi warganya terkait kondisi jalan milik pemerintah daerah selama ini. Hanya saja Atonk menilai, apa yang dilakukan Ony Anwar salah satu bentuk keterbukaan terhadap hasil kinerjanya yang telah berjalan setahun khususnya terkait kondisi jalan.

Terpisah, Rachmat Fitrianto Kabid Perawatan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ngawi tidak menampik jika dinasnya saat ini masih melakukan penataan ulang terhadap kondisi jalan di wilayahnya. Selain itu menimbang dari kekuatan anggaran akan adanya skala prioritas terhadap perbaikan dan atau rehabilitasi jalan.

"Saya kira tidak masalah itu fenomena medsos saja. Dan yang jelas akan bisa menjelaskan ke Pak Bupati bahwa kita itu ada program baik antara rehabilitas berkala maupun lain-lainya," ungkap Rachmat Fitrianto.

Rachmat mengakui, dari total panjang jalan 744 kilometer milik pemerintah daerah memang dalam kondisi baik baru menyentuh 26 persen. Ditambah 45 persen kondisi sedang plus 10 persen kondisinya rusak berat  dan terakhir 19 persen kategori rusak ringan. Bahkan ia menyebut untuk rehabilitasi jalan pada tahun 2022 saat ini baru menyentuh kisaran 3 persen dengan menelan anggaran antara Rp 50 miliar sampai Rp 70 miliar bersumber dari DAK maupun DAU.