Sebar Hoax, Cerminan Novel Baswedan Sering Berbohong Selama Bekerja di KPK

Novel Baswedan/Net
Novel Baswedan/Net

Mantan penyidik KPK Novel Baswedan terungkap telah menyebarkan hoax terkait pertemuannya dengan Ketua KPK Firli Bahuri di salah satu toilet di Gedung Merah Putih KPK pada 25 November 2020 silam.


Padahal, disaat yang bersamaan, Firli Bahuri tengah melakukan kunjungan kerja ke luar Pulau Jawa, yakni ke Kalimantan Utara.

“Bagaimana Novel Baswedan mengatakan bahwa tanggal 25 November 2020 ada Firli Bahuri sedangkan ada beberapa fakta link pemberitaan dan foto yang menunjukkan Ketua KPK RI sedang diluar Jakarta,” kata Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (8/7).

Hari kemudian membeberkan jejak digital kegiatan Firli saat tanggal 25 November 2020 ketika tengah berada di Provinsi Kaltara. Ketika itu, beber Hari, Firli melakukan dialog publik yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara.

Usai dari acara tersebut, hari kedua yaitu tanggal 26 November 2020, Firli kemudian melakukan rapat koordinasi terkait dengan upaya pemberantasan korupsi terintegrasi dan penyelamatan aset agar mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD).

Dalam acara ini, kata Hari sebagaimana jejak digital yang ada, Firli juga berkesempatan menyerahkan sertifikat tanah ke Pemerintah Daerah dan PLN Provinsi Kalimantan Utara. Acara tersebut digelar di Gedung Gabungan Dinas Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor.

"Novel Baswedan sedang membuat hoax dan karangan cerita serta fitnah". Hoax lobi toilet yang diopinikan oleh Novel Baswedan karena sakit hati gagal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK),” ujarnya menyesalkan.

Hari berpendapat, yang dilakukan oleh Novel tersebut merupakan cerminan atau tolok ukur pribadinya selama bekerja di KPK. Tidak menutup kemungkinan, kata Hari, Novel membuat fitnah dan kebohonan selama bekerja di KPK.

"Pantas saja Novel Baswedan tidak lolos TWK karena cerminan dari dirinya adalah Hoax, fitnah dan kebohongan,” demikian Hari.