Balai Pelestarian Kebudayaan dan Disdikbud Jombang Akan Ekskavasi Situs Mbah Blawu Sukosari Jogoroto

Siitus Mbah Blawu/RMOLJatim
Siitus Mbah Blawu/RMOLJatim

Beberapa situs peninggalan kepurbakalaan di Kabupaten Jombang akan dilakukan Ekskavasi (penggalian barang purbakala). 


Salah satunya situs Mbah Blawu yang terletak di area pemakaman Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto.

Ekskavasi tersebut akan dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur dalam waktu dekat,  setelah adanya MoU dengan Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jatim, Drs Zakaria Kasimin mengatakan, ekskavasi situs Mbah Blawu ini sebenarnya adalah program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.

"Kami dalam ekskavasi hanya sebatas menyediakan SDM, dan ini rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat, bisa akhir bulan ini atau awal bulan September," kata Zakaria, usai rapat di Kantor Disdikbud Kabupaten Jombang, Jumat (26/08) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan, berdasarkan dari laporan yang dilakukan PBK dari situs tersebut, terdapat sejumlah temuan yakni berupa struktur yang cukup memanjang dan besar. Namun, kondisinya pernah menjadi tempat pembuangan limbah B3.

Sehingga, lanjutnya, dikhawatirkan struktur yang ditemukan akan mengalami kerusakan yang di akibatkan oleh aktivitas manusia di area tersebut, maka perlunya dilakukan langkah yaitu penyelematan situs dengan ekskavasi.

"Ini untuk mengetahui sebenarnya ada bahwa itu peninggalan apa. Dan memastikan adanya dugaan candi, tetapi perlu dibuktikan dengan kegiatan ekskavasi," urainya.

Lebih lanjut dia menambahkan, sejatinya temuan struktur yang memanjang ini belum bisa dipastikan apakah itu berbentuk dinding candi atau pagar candi. Untuk itu perlu dilakukan ekskavasi untuk mengetahui tentang kedalaman dan permukaannya.

"Apabila itu memang benar-benar struktur candi maka segala kegiatan di sana harus dihentikan," ujarnya.

Sementara, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dian Yunita Sari mengatakan, kegiatan ekskavasi ini telah dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang sebesar Rp 50 juta per kegiatan dan tahun ini masih terdapat 5 anggaran kegiatan ekskavasi.

"Kita punya anggaran 5 ekskavasi, dan sudah dua dikeluarkan untuk ekskavasi Pandegong, dan yang tiga itu nanti bisa kita pergunakan untuk ekskavasi situs Mbah Blawu," bebernya.

Dia menjelaskan, bahwa sebelumnya tim dari dinas pendidikan dan kebudayaan juga dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur sudah melakukan peninjauan ke lokasi. Berdasarkan hasil kajian awal yang dilakukan BPCB Jatim, disinyalir ada struktur candi yang terpendam di situs tersebut.

"Biisa jadi situs Mbah Blawu ini kalau di lakukan ekskavasi bisa lebih besar dari situs candi yang ada di Pandegong yang sudah di lakukan ekskavasi kemarin," terangnya.

Ia menambahkan, sesuai tinjauan tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur dari beberapa situs yang dikunjungi, hanya situs Mbah Blawu yang memiliki potensi temuan besar. Itu dapat dilihat dari adanya yoni yang terpendam tanah dan sumber mata air dekat situs, meski sumber air itu terlihat keruh.

Disinggung terkait keberadaan tumpukan limbah B3 di areal situs, Dian menyebut kegiatan ekskavasi tetap bisa dilakukan. Dan akan dilakukan kordinasi dengan pihak pemerintah desa setempat juga dengan pihak dari Dinas Lingkungan Hidup.

"Jika rekomendasi BPK wilayah XI Jawa Timur nanti turun, kegiatan ekskavasi bisa difokuskan di bagian tengah yang diduga terdapat struktur candi terpendam," pungkasnya.