Kembali Datangi Gedung DPRD Jatim, Penyidik KPK Geledah Mobil Sahat Dan Staf Ahl

Penyidik KPK menggeledah mobil Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak/ist
Penyidik KPK menggeledah mobil Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak/ist

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mendatangi Gedung DPRD Jawa Timur pada Selasa (20/12) siang tadi. Penggeledahan itu diduga untuk mengembangkan kasus dugaan suap dana hibah yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak.


Dari pantauan, penyidik KPK terlihat memeriksa dua mobil yang terpakir di kantor DPRD Jatim. Yang pertama adalah mobil mewah Toyota Vellfire bernopol L 9. Diketahui mobil ini adalah kendaraan yang biasa digunakan Sahat.

Sedangkan, mobil kedua adalah mobil Innova yang ditengarai merupakan kendaraan Rusdi staf ahli Sahat yang sebelumnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

Memang, sejak KPK melakukan OTT di Gedung DPRD Jatim pekan lalu, kedua mobil tersebut masih terparkir di gedung dewan. Mobil Sahat berada di basement parkir sisi barat yang biasa ditempati mobil pimpinan DPRD. Sedangkan mobil Rusdi semula terparkir dekat gerbang keluar DPRD lalu dipindahkan ke basement berjejer dengan mobil Sahat.

Selain memeriksa kedua mobil tersebut, penyidik KPK dikabarkan kembali menggeledah ruangan di lantai dua gedung DPRD Jatim. Selain ruangan Sahat, penyidik kabarnya juga memasuki ruangan Fraksi yang ada di DPRD Jatim.

Seperti diketahui, KPK memang telah menetapkan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak sebagai tersangka dugaan suap alokasi dana yang bersumber dari APBD dengan modus 'ijon dana hibah'. Sahat diduga menerima aliran dana Rp 5 Miliar dalam kasus tersebut. 

Selain Sahat, ada tiga orang tersangka lain pasca KPK melakukan OTT. Yakni, Rusdi selaku staf ahli Sahat, Kepala Desa Jelgung Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang sekaligus selaku Koordinator Pokmas, Abdul Hamid. Selain itu, Ilham Wahyudi selaku Koordinator lapangan pokmas. 

Sementara itu, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pimpinan DPRD Jatim semenjak kasus Sahat. Mereka masih bungkam sebab beberapa kali permintaan konfirmasi yang disampaikan belum juga direspon.