Sejumlah kalangan masyarakat menyayangkan pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal operasi tangkap tangan (OTT), yang dianggap memperlemah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
- Presiden Jokowi Dipersilahkan Promosi Bipang, Asal Di Luar Momen Lebaran
- Risma Harus Tindak Lanjuti Data Ganda Ke Penegak Hukum Agar Tidak Terkesan Pencitraan
- Dukung Pelaporan Terhadap Abu Janda, Nasir Djamil: Lawan Dan Tolak Segala Bentuk Rasisme!
Baca Juga
Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil menuturkan, gaya bicara Luhut Binsar Panjaitan yang ceplas ceplos memang sulit untuk dimengerti masyarakat.
"Memang dulu ada BTL istilahnya, Batak Tembak Langsung, ngomongnya tembak langsung enggak pakai kiri kanan, jadi opung memang BLT itu,” kata Nasir Djamil ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (23/12).
"Jadi hanya orang Sumatera yang bisa paham apa yang maksud opung. Meskipun orang tidak perlu harus memahami pernyataan opung, jadi itulah opung,” imbuhnya.
Nasir menilai Luhut bukan ingin menyampaikan OTT yang digelar KPK itu jelek, tapi orang yang kena OTT itu yang memperburuk citra Indonesia.
“Yang dia mau bilang kalian yang di OTT itu jelekkan bangsa, bukan OTT-nya jelek, kira-kira dia mau bilang begitu,” ucapnya.
Menurutnya, pernyataan Luhut memang perlu dicerna dan ditelaah secara detil serta komprehensif, agar dapat dimengerti banyak kalangan masyarakat.
“Jadi memang sih kalau saya dengar tidak seperti itu juga maksudnya. Jadi kalau kita dengar penjelasan opung itu, cuman kan publik mungkin salah pengertian,” pungkasnya.
- Bahas RAPBN 2024, Sri Mulyani Tak Nampak di Raker Komisi XI DPR
- Investasi Bodong Marak karena Sifat Greedy Publik dan Kurang Literasi
- PKS Senang jika SBY Jodohkan Anies dengan AHY