Kontroversi sistem pemilu proporsional tertutup yang diiringi penolakan dari delapan fraksi di DPR-RI menjadi salah satu faktor memanasnya suhu politik menjelang Pemilu 2024.
- Kembali Didemo, Polrestabes Surabaya Terima Dua Laporan Polisi Terkait Akun Connie
- Prabowo Menang Tebal di Jatim, Anies dan Ganjar Tak Sampai Lima Juta Suara
- Pemilu Sukses Digelar, Mujadalah Kiai Kampung Tak Mau Tagih Janji
Hal itu disampaikan Direktur PARA Syndicate Ari Nurcahyo dalam diskusi publik bertajuk “Proyeksi Politik 2023, Membaca Arah Pemilu 2024: Terbuka atau Tertutup” di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (4/1).
“Di awal tahun 2023 ini terlihat politik 2023 akan memanas,” kata Ari.
Namun begitu, ia juga menilai perekonomian nasional diprediksi akan melambat di tengah ancaman resesi sebagaimana dirasakan oleh negara-negara lain di dunia.
Oleh karena itu, memanasnya suhu politik menjelang tahapan Pemilu 2024 terdapat sebuah kondisi yang mengarah ke sana.
“Kira-kira nanti Februari sebelum adanya pemilu presiden dan pemilu legislatif, tentu proses kandidasi presiden dan konfigurasi partai-partai akan membawa politik semakin memanas,” pungkasnya.
- Satu Lagi Mantan Pejabat Jember Ikut Bersaing Rebut Rekom Bacabup di PDIP
- Terpidana Dominggus Ditangkap di Kos-kosan di Bekasi Usai 9 Tahun Buron
- Paguyuban Tionghoa Dukung Khofifah Maju Kembali di Pilgub Jatim 2024