Melihat Kedekatan dan Canda Menkes dengan Kader Kesehatan Banyuwangi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berbincang dengan kader kesehatan di Banyuwangi/Ist
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berbincang dengan kader kesehatan di Banyuwangi/Ist

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengunjungi Posyandu Seruni di Kelurahan Sobo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (8/7/2023). Budi terlihat akrab saat bersua dengan puluhan kader kesehatan.


Baru saja Menkes Budi tiba, para kader posyandu menyambutnya dengan penampilan dan yel-yel. Kader yang mayoritas adalah ibu-ibu itu tampil lincah di hadapan Budi yang didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Lalu, mereka mengantar Budi menengok program-program dan layanan posyandu. Salah satu yang ditonjolkan adalah Bengkel Sakinah, program besutan Bupati Ipuk berupa ruang konsultasi kesehatan keluarga.

Di sana, Budi melihat bagaimana para kader tersebut menjalankan perannya dalam promosi kesehatan mental keluarga. Budi tampak menyimak apa yang disuguhkan para kader tersebut. 

"Saya melihat posyandu di sini aktif. Kader-kadernya semangat. Saya berharap, dengan kader yang bersemangat, layanan kepada masyarakat bisa baik," kata Budi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (9/7).

Dalam kunjungan itu, Budi menyempatkan berdialog dengan puluhan kader posyandu. Dalam forum itu mereka berinteraksi, berdiskusi, dan bercanda. Mendapat kesempatan berdialog, salah satu kader dengan semangatnya langsung bertanya kepada Budi. 

Ibu Siti Badriyah, kader yang telah bertugas selama 13 tahun, berharap Kemenkes akan menggelar pelatihan kepada para kader di Jakarta.

"Kami ini sudah terbaik pak, di sini. Supaya kami lebih berkembang, kalau bisa ya diundang ke Jakarta. Dilatih di ibukota gitu lho Pak," seloroh Siti yang disambut gelak tawa oleh Budi. 

Budi lalu menjelaskan, Kemenkes tengah menyiapkan program pelatihan untuk 3 juta kader posyandu se-Indonesia. Mereka akan dilatih sesuai dengan tingkat keterampilan masing-masing. 

"Kemenkes akan melatih para kader posyandu. Kita training kembali, kenapa? Karena kami ingin kader itu tidak hanya menjaga kesehatan balita dan ibu hamil, tapi juga lansia, remaja. Jadi ke depan itu kader harus menyentuh semua siklus hidup, semua usia," papar Budi.

Kemenkes, kata Budi, juga tengah menyusun peraturan agar para kader posyandu bisa diakui secara resmi di sistem pemerintahan. "Biasanya kan anggarannya untuk kader ini bersifat sukarela. Saat ini kami sedang diformalisasikan. Mudah-mudahan tahun depan bisa berjalan, ada insentif resminya" kata Budi.

Kader lain, Yuli Estianti, menyampaikan para kader di Posyandu Seruni membuat produk sabun ekoenzim dan kini telah diproduksi dan siap dipasarkan dalam waktu dekat. "Bagaimana pak caranya, produk kami yang ramah lingkungan bisa dibantu pemasarannya. Ini akan menyemangati kami," kata Yuli.

Elis, kader lainnya, berkisah soal lika-liku perjuangan kader posyandu. Ia mengingat salah satu kasus yang pernah ditangani di Bengkel Sakinah yakni masalah kesehatan jiwa ibu yang baru saja melahirkan. 

“Dengan pendampingan intens kami, ibu tersebut akhirnya bisa dikuatkan sehingga proses menyusui tak terganggu. Awalnya si Ibu depresi,” cerita Elis. 

Mendengar cerita dan curhatan para kader, Budi mengapresiasi kerja mereka. Apalagi, para kader mampu menihilkan angka kematian ibu dan bayi dalam proses persalinan selama setahun terakhir. “Luar biasa kader di sini,” ujar Budi. 

Selain bertemu para kader, Budi juga bertemu dengan tenaga kesehatan untuk mendapat masukan terkait pembangunan kesehatan di daerah. 

“Ya semalam bertemu dan ngobrol-ngobrol juga dengan IDI Banyuwangi, banyak masukan yang disampaikan. Mulai masalah penambahan fasilitas di RSUD hingga penanganan kesehatan lintas sektoral,” kata Budi. (Adv)