Pemkot Mojokerto Adakan Seminar Hari Kesehatan Jiwa dan Hari Anak untuk Cegah Bullying

Wali Kota Mojokerto, Hj. Ika Puspitasari, S.E. (kedua dari kiri) dan Kadinkes PPKB Kota Mojokerto, dr Farida Mariana,M.Kes (kedua dari kanan) serta narasumber dalam seminar kesehatan jiwa /ist
Wali Kota Mojokerto, Hj. Ika Puspitasari, S.E. (kedua dari kiri) dan Kadinkes PPKB Kota Mojokerto, dr Farida Mariana,M.Kes (kedua dari kanan) serta narasumber dalam seminar kesehatan jiwa /ist

Dalam memperingati hari kesehatan jiwa sedunia, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto mengadakan seminar dengan tema Sehat Jiwa Bagi Semua Orang dengan menghadirkan narasumber seorang psikolog Hannia Perwitasari, M.Psi yang diadakan di Lantai 4 gedung MPP Gajahmada, Kota Mojokerto, Senin (20/11)


Wali Kota Mojokerto, Hj. Ika Puspitasari, S.E. yang membuka acara mengatakan, setiap tanggal 20 November diperingati sebagai hari anak sedunia. Dan peserta seminar kesehatan jiwa, rata-rata masih berusia anak yakni dibawah 18 tahun. “Jadi usia 18 tahun kebawah itu masih kategori anak-anak berdasarkan undang-undang. Jadi yang masih 17 tahun belum dikatakan dewasa. Disebut dewasa jika sudah 17 tahun ke atas,” terang Ning Ita sapaan karib Wali Kota Mojokerto.

Menurut Ning Ita, tema yang bahas kali ini ini adalah kesehatan jiwa untuk semua orang dan dirinya berharap anak-anak di Kota Mojokerto bahagia dan sejahtera. “Dalam memperingati hari anak dan kesetana jiwa, dirinya ingin menerima curhatan dari anak-anak yang mengikuti acara tersebut.agar anak-anak di Kota Mojokerto selalu riang, karena sehat jiwanya” jelas Ning Ita.

Ning Ita berharap agar di tahun 2045 ataun emas nanti bisa mewujudkan generasi emas dari kota Mojokerto. Maka itu dirinya bersama jajaran di Pemkot Mojokerto bertanggung jawab dalam mengawal anak-anak dapat menjadi peminpin yang baik. “Kalian akan menggantikan posisi pemimpin saat ini. Kami menyiapkan anak-anak menjadi calon pemimpin yang baik. Maka itu saya berpesan agar kebahagiaan itu harus terus dijaga,”pesan Ning Ita.

Ning Ita berpesan, kebahagiaan adalah salah satu unsur yang paling menunjang di usia anak. “Disaat anak-anak berada dalam tekanan dan kesedihan akan sangat berpengaruh pada mental dan psikologisnya.” kata Ning Ita.

Menurut Ning Ita yang baru saja bertemu dengan salah seorang pengurus Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan telah melakukan survey di Kota Mojokerto, serta telah dilaporkan, bahwa hasil survei anak-anak di Kota Mojokerto diungkapkan bahawa 90 persen anak-anak di Kota Mojokerto pernah di bullying. Survey tersebut dilakukan tertutup, identitasnya dirahasiakan.

“Ini sungguh sangat mengejutkan sekali, maka dari itu adanya seminar kesehatan jiwa serta berbarengan dengan hari anak. Maka keduanya sangat berkorelasi. Karena kalau anak-anak sehat jiwanya, dirinya selalu gembira.Pemerintah Kota Mojokerto membuka seluas luasnya kanal curhat Ning Ita untuk meminimalisir kasus bullying ini,”pinta Ning Ita

Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto, dr Farida Mariana,M.Kes mengatakan, hari kesehatan jiwa sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober lalu. Saat ini gangguan jiwa di kalangan remaja trennya semakin meningkat.

“Menurut hasil survey tahun 2018, ada sekitar 19 juta remaja mengalami gangguan mental emosional, kemungkinan saat ini ada survey lagi angkanya akan meningkat. Hal ini terlihat dari media sosial (medsos) yang marak adanya bullying hingga bunuh diri,”ungkap Farida, Ia menegaskan, tentunya ini menjadi perhatian Dinkes PPKB Kota Mojokerto. Makanya hari ini pihaknya melaksanakan seminar yang di khususkan untuk remaja sesuai arahan ibu Wali Kota Mojokerto. “Pesan dari ibu Wali Kota Mojokerto adalah mengawal sisi psikologis remaja. Jadi ada remaja Kota Mojokerto yang sampai menyakiti diri,” ujar Farida.

Dikatakan Kadinkes PPKB, dr Farida, kegiatan ini diikuti 225 peserta yang terdiri dari guru BK SMP dan SMA sederajat dan perwakilan dari setiap SMP dan SMA sederajat Kota Mojokerto.“Semoga seminar ini bisa memperkuat support system. Semoga murid-murid faham jika ada masalah berbicaranya kepada siapa,” harap Farida.