Ketua DPP PKB Faisol Riza mengatakan bahwa PKB tetap fokus untuk mempertahankan peningkatan kualitas dan memperjuangkan Pondok Pesantren di seluruh Indonesia.
- Masuki Ramadan, Faisol Riza Ajak Pertebal Iman Pasca Pemilu 2024
- Didatangi Faisol Riza, Warga Pulau Gili Probolinggo Keluhkan Pelayanan Kesehatan dan Ingin Tambahan Modal
- Faisol Riza Desak Pemkab Probolinggo Beri Perhatian Dampak Kebakaran Pasar Leces
Sebab, Pondok Pesantren menjadi pilar kekuatan moral dalam membangun karakter insan yang lebih baik di tengah globalisasi yang semakin tak terbendung pergerakannya.
Hal itu ditegaskan Faisol Riza saat mengunjungi Ponpes Zainul Anwar Kraksaan Kabupaten Probolinggo.
Menurutnya, saat ini pondok pesantren juga menyiapkan santri santri entrepreneurship yang mampu berkompetisi dalam dunia global.
Faisol Riza yang merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo ini menilai, kalau ponpes sudah sejak dulu mempunyai peranan penting dalam perjuangan akan kemerdekaan Indonesia dan membangun peradaban yang ideal.
"Karena di Pesantren sendiri tidak hanya bersarang sumber ilmu dan akhlak saja,"tegasnya, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Akan tetapi, di Pondok Pesantren sendiri lebih kompleks, termasuk skill, dan entrepreneurship. Sehingga alumni pondok akan mampu bersaing di era global dengan kekuatan ganda yaitu ilmu, skill dan moral.
"Ponpes mempunyai peranan penting bagi peradaban bangsa. Ponpes adalah pondasi kekuatan bangsa," ujarnya.
Apalagi, saat ini dana abadi pesantren sudah dijalankan pemerintah. Dan itu tegasnya, tidak lepas dari kebijakan yang diperjuangan oleh Fraksi PKB di DPR RI.
Sehingga, pada Pilpres 2024 PKB mengusung Anies -Muhaimin untuk terus memperjuangkan pesantren yang ada di Indonesia.
"Karena PKB melihat, Pondok Pesantren harus lebih disejahterakan dan perlu diperjuangkan lagi. Karena santri hari ini merupakan aset masa depan bangsa Indonesia yang harus dirawat betul,"paparnya.
Perlu diketahui, PKB dideklarasikan pada 23 Juli 1998 oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU). Mulai dai Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, Mustofa Bisri, dan A Muhith Muzadi.
Parpol ini didirikan setelah masa pemerintahan Orde Bru berakhir. Kala itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok Tanah Air.
Sejarah PKB dimulai saat ada yang mengusulkan agar PBNU membentuk partai politik (parpol), mengusulkan nama parpol, lambang, hingga nama-nama pengurusnya.
Tercatat, terdapat sekitar 39 usulan nama parpol, termasuk Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat, dan Kebangkitan Bangsa.
- Tak Hanya Daftar Pilwali di PDIP, Eri Cahyadi Bakal Merapat di PKB dan Parpol Lain
- Jelang Pilkada 2024, Ketua DPD NasDem Gresik Diganti
- Kenali Gejala Tertular Flu Singapura, Dinkes Surabaya Imbau Masyarakat Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat