Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan mengkaji dugaan pelanggaran oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait bocornya 204,8 juta data pemilih. Namun, sejauh ini Bawaslu belum menerima laporan resmi.
- Sidang Dugaan Pelanggaran Administrasi Pemilu 2024 di Jember Masuki Penyampaian Kesimpulan
- Kasus Penggelembungan Suara, PKB Jember Desak Bawaslu Fokus Usut Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu
- Jember Terus Bergolak, Usai Golkar Kini Kader PDIP Laporkan Dugaan Pencurian Suara Antar Caleg di Internal
Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengaku hingga kini belum menerima laporan resmi dari masyarakat soal bocornya data pemilih yang diduga dilakukan hacker bernama Jimbo.
"Belum ada laporan. Patroli siber kami juga belum ada," tukas Lolly, saat ditemui usai menghadiri acara di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/12).
Meski beberapa pakar informasi teknologi (IT) membenarkan ada kebocoran data pemilih yang dipegang KPU, Lolly memastikan Bawaslu masih mendalami persoalan itu.
"Begitu ada kabar, kami langsung melakukan langkah-langkah antisipasi, misalnya kita tanya ke KPU, sebenarnya bagaimana. Itu yang kami lakukan," katanya.
"Kami pun sedang melakukan kajian, ada kelalaian atau tidak, sehingga privasi orang menjadi hilang," pungkasnya.
- Satu Lagi Mantan Pejabat Jember Ikut Bersaing Rebut Rekom Bacabup di PDIP
- Terpidana Dominggus Ditangkap di Kos-kosan di Bekasi Usai 9 Tahun Buron
- Paguyuban Tionghoa Dukung Khofifah Maju Kembali di Pilgub Jatim 2024