Posisi partai politik (parpol) dalam kontestasi Pilpres 2024 sangat menentukan, mengingat kewenangannya adalah mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sangat strategis untuk pembangunan bangsa ke depan.
- Bakesbangpol Madiun Gelar Pembinaan Penatausahaan Keuangan Partai Politik
- Pasca Putusan MK, 7 Parpol di Jember Bisa Usung Pasangan Calon Tanpa Koalisi
- KPU Banyuwangi Pastikan 125 Anggota PPK Tak Terafiliasi Partai Politik
Namun, CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memandang, keberpihakan parpol kini sudah tidak lagi sesuai dengan semangat pembentukannya, yakni salah satunya menciptakan calon-calon pemimpin berkualitas.
"Parpol menjadi determinan menentukan dalam rangka menjawab tantangan bangsa ke depannya yang makin berat dan makin kompleks," ujar Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (24/9).
Menurut dosen politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memandang, parpol semestinya memiliki sense of politics agar mampu menjawab kebutuhan rakyat untuk mengatasi problematika yang hari-hari ini sedang dihadapi masyarakat kian berat.
"Dengan demikian, parpol harus mampu melawan protokol oligarki, dan mulai membaca protokol rakyat," cetusnya.
Dengan begitu, Pangi meyakini nantinya rakyat bisa punya presiden yang sensitif membaca selera rakyat, dalam arti bisa mengetahui hal-hal yang dibutuhkan masyarakat luas.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Prabowonomics Mengancam Mafia dan Oligarki
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Pemberantasan Korupsi akan Tumpul Jika Berhadapan Dengan Oligarki