Sukses melakukan pembinaan 20 BUMDesa di 2020, tahun ini Program Klinik BUMDesa Jatim menyasar empat desa. Yakni Kendalbulur (Tulungagung), Penanggal (Lumajang), Sukosari Kidul (Bondowoso), dan Cendono (Pasuruan).
- Resmi Dibuka Gubernur, Program Klinik BUM Desa dan Akademi Desa Wisata 2023 Memberi Optimistis Jatim Bangkit Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif
- Gandeng Sampoerna, Pemprov Jatim Percepat Pemulihan Ekonomi di Desa Cendono Pasuruan
Peresmian dibuka Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Jatim, Mohammad Yasin lewat virtual ceremony Kick-off Program Klinik BUMDesa Jatim 2021, Rabu (27/1).
Secara virtual pula, acara diikuti kepala dinas kebudayaan dan pariwisata Jawa Timur, perwakilan dinas koperasi dan ukm Jawa Timur, para kepala dinas PMD, kepala desa, pengelola desa wisata dari keempat wilayah yang desanya yang menjadi sasaran program klinik BUMDesa.
Yasin menuturkan, dari sisi jumlah, perkembangan BUMDesa di Jatim memang sangat menggembirakan. Sampai hari ini sudah ada 6.114 dan 267 di antaranya bergerak di sektor wisata.
"Namun demikian yang dikategorikan maju baru 532. Artinya apa? Belum ada 10 persen BUMDesa di Jatim ini yang maju. Ini tugas dan tanggung jawab siapa? Tentunya kita semua," katanya.
Yasin bersyukur, di tengah situasi pandemi Covid-19 ada salah satu stakeholder yang sangat peduli dengan BUMDesa dan mau ikut terjun langsung untuk melakukan pemberdayaan agar lebih maju, yakni PT HM Sampoerna bersama Yayasan Rumah Kita dan Universitas Airlangga (Unair).
"Kami mengapresiasi baik atas kerja sama yang dilakukan ini, karena kami ingin ke depan BUMDesa di Jatim tidak hanya baik dari sisi kuantitas tapi juga kualitas," ujar Yasin.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada PT HM Sampoerna yang kemarin di 2020 kita dibantu pembinaan di 20 BUMDesa, hari ini empat BUMDesa. Mudah-mudahan nanti, tahun-tahun berikutnya bisa lebih banyak lagi," sambungnya.
Dalam membangun BUMDesa, kata Yasin, memang harus kolaborasi dengan pentahelix. Di level Pemprov Jatim, bahkan ada enam OPD yang bersinergi lewat "Rembug Nyekrup" yakni Dinas PMD, Disbudpar, Dinkop, Disperindag, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), dan Dishut.
Sementara itu Kepala Departemen Hubungan Regional dan Keberlanjutan PT HM Sampoerna Tbk, Kukuh Dwi Kristianto menuturkan pihaknya senang dapat berpartisipasi kembali dalam mendukung pemberdayaan BUMDes di Jatim.
"Program ini kami yakini dapat membantu proses pengentasan kemiskinan di Jatim, serta turut andil dalam membantu pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi," katanya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak yang turut mendukung program tersebut, yakni para OPD dan Unair.
Sedangkan Direktur Program Klinik Pengembangan BUMDesa Jatim 2021, Nova Hariyanto mengatakan, program ini dilatarbelakangi potensi wisata Jatim.
Apalagi kepariwisataan merupakan salah satu konsen program prioritas Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yakni melalui program Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera).
Dengan konsen tersebut, kondisi wisata Jatim dalam enam tahun terakhir terpantau mengalami mengalami peningkatan sangat signifikan. Pada 2019, sektor pariwisata bahkan menyumbang 7,21 persen perekonomian Jatim.
"Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata menjadi daya tarik yang terus perlu dikembangkan," kata Nova.
Karena itu, peningkatan potensi pariwisata memerlukan upaya pentahelix melalui Klinik BUMDesa. Baik antara lintas sektor pemerintah, swasta, akademisi, maupun peran media.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Langkah Emil Dardak Jadikan Jawa Timur Provinsi Maritim Unggulan
- Pemprov Jatim Raih 2 Penghargaan Bergengsi Top Inovasi Pelayanan Publik 2024, Pj Gubernur Adhy: Bukti Inovasi Jatim Terbaik di Indonesia
- Pemprov Jatim Raih Peringkat Terbaik II SDGs Action Awards 2024, Pj Gubernur Adhy: Terima Kasih Dukungan Seluruh Stakeholder