Dinilai Tak Becus Tangani Problem, Mahasiswa PMII  Beri Raport Merah Kepemimpinan Satu Tahun Bupati Jember

Unras Mahasiswa PMII di Depan Kantor Pemkab Jember,. (RMOLJatim).
Unras Mahasiswa PMII di Depan Kantor Pemkab Jember,. (RMOLJatim).

Ratusan mahasiswa, yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember,  menggelar unjuk rasa, di depan Kantor Pemkab Jember jalan Sudarman, Selasa (8)03) siang. 


Mereka memberikan catatan merah setahun kepemimpinan Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, ST IPU, dan Wakil Bupati Jember, Drs. KH Muhammad Balya Firjauan.

Dalam aksinya, mereka melakukan long march dari gerbang Dobel Way Universitas Jember, jalan Kalimantan kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari, hingga kantor Bupati di jalan Sudarman, Kelurahan Jember lor Kecamatan Patrang. 

Mereka diterima langsung bupati Jember, Hendy Siswanto didampingi Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, di depan kantor Pemkab Jember. 

Menurut Ketua PMII Cabang Jember,  Mohammad Faqih Alharamain, pasca satu tahun bupati dan wakil bupati menjalankan kepemimpinannya, masih cukup banyak problem yang belum terselesaikan.

"Banyak kebijakan baru yang lahir disertai kontroversi, sehingga menjadikan Jember satu tahun dalam kegagapan kebijakan," ucap Muhammad Faqih, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan ada awal-awal kepemimpinan bupati dan wakil bupati Jember, yang dilantik Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar parawansa, 26 Februari 2021, orang-orang berduyun-duyun menyaksikan pembangunan infrastruktur berupa jalan dan lampu PJU.  

Ironisnya, jalan-jalan kota yang masih terlihat bagus diaspal kembali sedang jalan-jalan rusak di desa-desa dibiarkan, dan hingga hari ini nyatanya masih ada masyarakat yang mengeluhkan akses rusak yang menghubungkan antar dusun. 

Belum lagi kontroversi Proyek Multiyears yang dianggarkan pada tahun 2021 sedang pelaksanaannya pada tahun 2022. Hanya dalam hitungan bulan, pada persoalan lain, pemerintah Kabupaten Jember mendapatkan penolakan atas perubahan APBD 2021 sebagai akibat keterlambatan pengajuan kepada pemerintah provinsi, ancaman SILPA ( Sisa lebih penggunaan anggaran) tinggi dan berdampak pada perencanaan yang terhimpit waktu. 

Selain itu, persoalan Guru Tidak Tetap (GTT), terjadi keterlambatan penyaluran gaji hanya karena persoalan administrative terhitung sejak tahun 2022.  Persoalan Pupuk, Perubahan perkebunan Perkebunan buah naga, ke perkebunan kelengkeng, yang tidak sesuai RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah). 

"Karena itu, lembaga PMII se-Jember, 

Mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember untuk mengedepankan aspek lingkungan dalam peninjauan perda  RTRW ( Rencana Tata Ruang Dan Wilayah) dengan membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis," tegas Ketua Cabang PMII periode 2021-2022 ini. 

Selain itu, lanjut dia, PMII Mendesak Pemkab Jember segera menyelasaikan pembangunan pabrik pupuk organik sebagai bentuk upaya mengatasi kelangkaan pupuk, Menertibkan seluruh aktivitas industri yang mengancam ekosistem laut dan pertanian. Melakukan pemerataan perbaikan jalan serta  merealisasikan janji politik dalam sektor pendidikan. 

"Kami Juga menuntut Pemkab Jember untuk membatalkan konversi lahan Perkebunan Rembangan Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa dari Buah naga menjadi Buah kelengkeng. Sebab, Konversi lahan  tidak tercantum dalam RPJMD dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2022," katanya.

Bahkan mahasiswa mendesak Pemkab Jember untuk segera mencabut RAPERDA BUMD Gunung Sadeng,  karena tidak tercantum dalam RPJMD 2021 - 2026, dan menuntut Pemkab Jember untuk melakukan tata kelola kebijakan yang terukur berdasarkan norma dan regulasi hukum serta memiliki implikasi pada kesejahteraan masyarakat.

Sementara Bupati Jember,  Hendy Siswanto menyambut baik, aksi yang dilakukan  masukan mahasiswa PMII Cabang Jember, sebagai konsekuensi dalam berdemokrasi.

"Ini sebagai langkah koreksi terhadap kebijakan pemerintah, yang tentunya untuk perbaikan kedepannya. Warga Jember, harus mendapatkan haknya," ucap Bupati Hendy, dihadapan mahasiswa, yang mendapat pengawalan ketat dari kepolisian resort Jember dan Satpol PP.

 Dia menyampaikan terima kasih, karena dia menilai langkah mahasiswa sebagai masukan, yang positif untuk  perbaikan Jember ke depan.  Dia mengakui masih belum sempurna dalam melakukan kebijakan dan berjanji akan terus memperbaikinya. 

"Kami sudah memerintah, ulang tahun kepemerintahan sudah 1 tahun 10 hari, masih belum sempurna, masih banyak kurangnya," katanya.

"Namun demikian, kami Bupati bersama wakil Bupati beserta  jajarannya, berkomitmen untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya," sambungnya.

Mudah-mudahan kepemimpinan tahun 2022 ini, akan lebih baik daripada tahun sebelumnya. Meski demikian, capaiannya masih akan sempurna, namun akan terus diperbaiki. 

"Dukungan dari PMII apapun bentuknya, suatu hal yang Berokah buat saya. kami siap dikoreksi, karena semuanya untuk," katanya.