Politisi PPP Minta Pemerintah Serius Tangani PMK dan Pastikan Hewan Qurban Aman

Neng Ema saat melihat kandang peternak sapi milik warga Kalikejambon/RMOLJatim
Neng Ema saat melihat kandang peternak sapi milik warga Kalikejambon/RMOLJatim

Anggota DPR RI Komisi IV Ema Ummiyatul Chusna mengingatkan agar pemerintah memperhatikan secara serius permasalahan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak yang telah bermunculan di sejumlah daerah.


Politisi PPP asal Dapil VIII Jawa Timur ini khawatir apabila wabah itu tak segera dituntaskan, maka dapat berdampak terhadap rantai pasokan daging, terlebih saat menghadapi hari besar ummat islam perayaan Idul Adha atau Idul Qurban.

Dalam pemantauannya di Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Neng Ema demikian panggilan akrab, meminta keseriusan pemerintah dalam menangani kasus PMK pada hewan yang merebak diberbagai daerah ini agar tidak berdampak pada kebutuhan hewan qurban.

"Kami berharap pemerintah serius menangani PMK pada hewan ternak yang telah menjangkiti di berbagai daerah, termasuk wilayah sentra hewan ternak. Kita juga harus bisa memastikan stok hewan ternak untuk keperluan qurban pada hari raya Iduladha tahun ini aman walaupun PMK tengah merebak," ujar Neng Ema, Jumat (27/5) kepada Kantor Berita RMOLJatim di sela-sela memantau sapi di kandang peternak Desa Kalikejambon, Kecamatan Tembelang.

Menurut dia, pengendalian kasus PMK secara serius dan harus dilakukan dengan baik semisal dengan pemberian vaksinasi juga dengan berbagai subsidi pengobatan agar hewan ternak kembali pulih. Maka, para peternak tidak akan terpuruk dan pastinya tidak akan mengganggu rantai pasok daging dan berdampak pada kebutuhan hewan qurban.

"Dari data yang disampaikan oleh dinas terkait, ada sekitar 600 hewan lebih yang terjangkit PMK di Kabupaten Jombang dan yang pulih masih sangat sedikit, sedangkan yang meninggal 11. Untuk itu, harus ada upaya-upaya serius dalam menangani hal ini, lakukan sterilisasi, vaksinasi, dan juga pemberian bantuan anggaran terhadap peternak agar tidak merugi," jelasnya.

Politisi PPP yang duduk di Komisi IV membidangi pertanian dan peternakan ini mendorong pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan antisipasi.

"Meskipun persentase kematian terhadap hewan ternak akibat PMK tidak terlalu tinggi, apabila tidak diatasi dengan optimal akan membuat harga ternak jatuh dan mempengaruhi pasokan daging," ujarnya.

Meski begitu, politikus perempuan yang dekat dengan kalangan milenial dan nahdliyin dari partai berlambang Ka'bah ini meminta peternak untuk tidak khawatir berlebihan dan juga pemerintah terus mendampingi para peternak. Kata dia, hal yang terpenting adalah selalu melakukan pengawasan terhadap hewan-hewan ternak.

"PMK bisa diobati. Dan terus berkoordinasi dengan dinas terkait dan atau para dokter hewan, agar penelusuran dapat segera dilakukan ke daerah-daerah sekitarnya," ujar Neng Ema, yang juga merupakan cucu Pahlawan Nasional KH Wahab Chasbullah.

Sementara, Medik Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, drh Fatkhur menyampaikan bahwa sejauh ini langkah dan upaya dalam penanganan wabah PMK terus dilakukan salah satunya pemberian obat dan vitamin agar hewan ternak kembali pulih juga melakukka upaya mengmbalikan dan meningkatkan nafsu makan hewan ternak tersebut.

"Pemberian obat sudah kami berikan, juga suplemen meningkatkan nafsu makan. Dan hari ini kami juga diberikan tugas melakukan pendataan populasi hewan ternak sapi yang nantinya akan diberikan vaksinasi dari pemerintah," pungkasnya.