Airlangga Ungkap Strategi Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Airlangga Hartarto/Net
Airlangga Hartarto/Net

Indikator perekonomian Indonesia diproyeksikan masih menguat dengan peluang resesi yang lebih kecil jika dibandingkan negara lain.


Indonesia mempunyai bekal baik, yakni pada Kuartal I-2022 pertumbuhan ekonomi mampu menyentuh angka 5,01%.

Pada sisi konsumsi, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) serta penjualan ritel terus tumbuh sehingga mampu menjadi insentif bagi industri untuk terus meningkatkan produksi.

Hal ini juga tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus mencatatkan ekspansi selama 11 bulan beruntun.

Dari sisi eksternal, Indonesia memiliki ketahanan yang terjaga baik dan semakin solid didukung neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus selama 25 bulan berturut-turut.

Dari berbagai prospek baik tersebut, pemerintah optimis perekonomian tahun 2022 tetap tumbuh sebesar 5,2% (yoy).

“Pemulihan tersebut didorong oleh sinergi kesehatan dan kebijakan ekonomi yang mampu mendorong peningkatan konsumsi, investasi, dan ekspor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Selasa (2/8).

Pertumbuhan ekonomi, kata Airlangga, juga akan bergantung kepada pengendalian pandemi Covid-19.

Menyusul membaiknya situasi pandemi, pemerintah telah mempersiapkan strategi transisi ke endemi dengan penguatan pada berbagai kebijakan kesehatan di hulu dan hilir.

Pada saat yang sama, pemerintah melanjutkan program PEN senilai Rp 455,62 triliun yang berperan dalam percepatan HM.4.6/410/SET.M.EKON.3/07/2022 pemulihan pasca pandemi.

"Per 22 Juli 2022 telah terealisasi hingga Rp 146,7 triliun atau 32,2% dari total anggaran PEN tersebut,” ungkap Airlangga yang juga tutup Ketua Umum Partai Golkar ini.

.

Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan strategi pendapatan negara dari windfall profit ekspor komoditas unggulan untuk menjadikan APBN sebagai shock absorber.

Anggaran pemerintah, termasuk pemberian subsidi dan bantuan sosial, dialokasikan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang miskin dan rentan, serta menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Untuk jangka menengah hingga panjang, pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui grand strategy pembangunan berkelanjutan.

Berbagai strategi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan yakni antara lain menyederhanakan regulasi melalui Omnibus Law UU Cipta Kerja, menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi komoditas.

"Kemudian meningkatkan proses digitalisasi, mendorong ekonomi hijau, memberantas kemiskinan ekstrem, dan mengoptimalkan fungsi INA,” pungkasnya.