Saling curiga atas potensi kecurangan jelang Pemilu Serentak 2024, seolah menjadi warna tersendiri dalam menyambut hajatan lima tahunan demokrasi Indonesia.
- Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ratu Adil: Saatnya Rekonsiliasi Nasional
- Sidang Dugaan Pelanggaran Administrasi Pemilu 2024 di Jember Masuki Penyampaian Kesimpulan
- Sahur Bareng Di Rumah Gus Han, Rekonsiliasi Warga Nahdliyin Pasca Pemilu 2024
Penggagas Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan, kecurigaan itu wajar agar pemilu bisa menghasilkan sesuatu yang baik. Tidak seperti yang sudah terjadi selama ini.
Kata Adhie, selama ini pemilu berakhir pilu. Dia jabarkan, semua karena dari satu kata dasar pemilu itu sendiri.
"Pemilu berasal dari kata 'pilu' dapat sisipan 'em' (contoh 'picu' sisipan 'em' = pEMicu)," tulis Adhie di Twitter pribadinya, Senin (19/12).
Karena dasar itu, menurutnya, hampir semua gelaran pemilu di Indonesia menjadi tidak sesuai harapan dan menghasilkan rezim memilukan.
"Itu sebab hasil pemilu always bikin pilu. Pemilu 1955 lahirkan PKI, 1971 dan seterusnya= Orba, 1999 dan seterusnya lahirkan rezim pencitraan (omdo) kecuali era BJ Habibie dan Gus Dur sebentar)," terangnya.
Sementara menyambut Pemilu 2024, lanjut Adhie, bisa jadi sejak tahapannya saat ini bagi sebagian orang terasa memilukan.
"Sekarang sudah ngilu sejak dini," pungkasnya.
- Bangkitkan Nasionalisme Santri, Pesantren di Tuban Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan
- Satu Lagi Mantan Pejabat Jember Ikut Bersaing Rebut Rekom Bacabup di PDIP
- Terpidana Dominggus Ditangkap di Kos-kosan di Bekasi Usai 9 Tahun Buron