Sering Diterjang Banjir Bandang, GP Ansor Bondowoso Telisik Amdal Kawasan Ijen

   Foto : Suasana seminar Amdal kawasan Ijen/RMOLJatim
Foto : Suasana seminar Amdal kawasan Ijen/RMOLJatim

Beberapa waktu lalu, kecamatan Ijen Bondowoso diterjang banjir bandang susulan hingga tiga kali.


Diketahui banjir bandang dikawasan Ijen tersebut terjadi tidak hanya tahun ini saja, tercatat juga terjadi pada awal tahun 202 lalu.

Dengan terjadinya banjir bandang tersebut, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Bondowoso bergerak dengan menggelar seminar terkait analisi dampak lingkungan (Amdal) di kawasan Ijen.

Ahmad Zairudin, M.H Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kab Bondowoso, mengatakan perhutani seharusnya jangan kalah dengan masyarakat atau perseorangan.

"Mereka harusnya terapkan undang-undang atau peraturan yang berlaku" ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (11/3).

Dikatakannya bahwa Perhutani sudah memiliki undang-undang atau aturan terkait larangan pengrusakan hutan dengan dalih apapun, agar tak mengeluarkan izin dengan dalih apapun.

"Mengingat dampaknya lebih parah jika banjir bandang selalu terjadi, kita harus melihat itu" tegasnya.

Selain itu, pihaknya meminta pemerintah setempat baik eksekutif maupun legislatif bersama-sama untuk merancang pembentukan peraturan terkait lahan perhutani di kawasan Ijen

"Harapan kami pemerintah segera membentuk perda terkait larangan izin membuka lahan perhutani" pungkasnya.

Wakil Administratur Perhutani Bondowoso, Enny Handhayani memberikan tanggapannya. Disebutkannya bahwa ada 3 fungsi hutan yang perlu diketahui oleh masyarakat yakni fungsi produksi, ekologi dan sosial.

Enny menyebut siapun boleh mengelola hutan dengan aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan.

"Kami terapkam sistem komplang andil, yakni tanaman keras 51 persen dan 49 persen bisa untuk kubis kentang atau tanaman lunak" urainya.

Enny mengaku saat ini pihaknya sedang mengedukasi masyarakat secara perlahan untuk kearah tersebut, karena perubahan tidak bisa dilakukan secara sepihak.

"Dikhawatirkan berimbas pada perekonomian masyarakat, tentunya mereka juga akan mengeluhkan itu" paparnya.

Setiap 6 bulan sekali, pihakya juga melakukan monitoring dan evaluasi, jika memang ada yang dilanggar pihaknya tak segan menutup.

Enny juga sebutkan pemicu banjir bandang tahun ini dikawasan Ijen adalah hujan lebat dan adanya longsoran ditebing curam.

" Jadi komplang andil yang kami terapkan bukan penyebab terjadinya banjir bandang" tutupnya.