Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membenarkan kabar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu.
- Maju Calon Bupati Banyuwangi 2024, Kader Gerindra Daftar Lewat PDIP dan PKB
- Alasan Bupati Hendy Maju Lagi Periode Kedua di Pilkada 2024
- Jelang Pilkada Serentak 2024, Sri Untari Bisowarno Tekankan PDIP Tegak Lurus Ikut Instruksi Megawati
Hasto membeberkan pembicaraan antara Ridwan Kamil dan Megawati. Keduanya membahas sejumlah isu pembangunan.
“Pertemuan dilakukan sebenarnya secara tertutup, dibahas tentang pembangunan beberapa monumen yang berkaitan dengan Bung Karno,” kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (9/9).
“Pak Ridwan Kamil telah menggelorakan bagaimana perjuangan Bung Karno di Kota Bandung melalui pembentukan PNI pada 4 Juli 1927, kemudian monumen ketika Bung Karno ditahan di penjara di Banceuy,” sambungnya.
Menurut Hasto, pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga membuat sejumlah monumen bersejarah di Sukamiskin dengan sangat baik. Begitu juga dengan area pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika.
“Kami memberikan apresiasi tentu saja atas suatu program untuk membangun kesadaran terhadap Jas Merah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah) atas perjuangan Bung Karno sebagai Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia,” jelas Hasto.
Politisi asal Yogyakarta itu menyebut, perihal apakah Ridwan Kamil masuk dalam bursa bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo, sepenuhnya merupakan keputusan dan kewenangan ketua umum partai politik pendukung Ganjar, yaitu PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Hasto yang mengaku menyaksikan langsung pertemuan antara Ridwan Kamil dengan Megawati, tidak ada membahas tentang tawaran bakal cawapres. Namun, dia mengaku tidak selalu berada dalam forum ketika pertemuan itu berlangsung.
“Saya mendampingi ibu (Mega), tetapi beberapa (waktu), kan, saya mengambilkan buku dan kemudian ada beberapa yang dia (RK) ikut dan ada beberapa yang saya tidak ikut, tetapi secara garis besar itu membahas tentang bagaimana benang merah perjuangan dari Bung Karno," beber Hasto.
"Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Karena Pak RK juga menjadi bagian dari arsitek yang ikut bersama-sama menginisiasi pembangunan monumen Bung Karno di Aljazair bersama dengan Dolorosa Sinaga,” pungkasnya.
- Arum Sabil Desak Menteri Nadiem Cabut Kebijakan Tak Wajibkan Ekskul Pramuka
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12