Majukan Destinasi Wisata Museum Cakraningrat, Pemkab Bangkalan Siapkan Anggaran di Tahun 2024

Gedung Museum Cakraningrat Bangkalan/RMOLJatim
Gedung Museum Cakraningrat Bangkalan/RMOLJatim

Kota Bangkalan masih belum memiliki museum berfasilitas lengkap yang dapat menjadi destinasi wisata budaya yang menarik.


Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan, saat menjadi narasumber dalam seminar Kajian Etnografi koleksi Museum Cakraningrat yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangkalan, di Gedung Merdeka pada Selasa (14/11/ 2023).

Nur Hasan menjelaskan bahwa hanya pihak Tim Ahli Cagar Budaya yang mengetahui tentang standar minimal yang belum terpenuhi dalam museum tersebut. Namun, pemerintah telah menganggarkan dana pada tahun 2024 untuk memfasilitasi keperluan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah mendorong Tim Cagar Budaya dan Tim Daftar Pokok Budaya (Dapobud) tahun 2024 untuk segera bekerja.

Selain itu, Nur Hasan juga menekankan pentingnya dukungan proaktif dari pemerintah dalam menggelar promosi kebudayaan. Hal ini bertujuan agar kekayaan budaya Bangkalan dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Meskipun infrastruktur dan fasilitas yang ada saat ini belum memadai untuk menggolongkan Museum Cakraningrat sebagai tujuan destinasi, tapi sudah banyak pelajar yang berkunjung ke museum tersebut.

"Ketika saya tanya Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya sudah muncul. Berarti sudah ada kunjungan," ungkap Nur Hasan.

Nur Hasan menambahkan bahwa upaya pemerintah dalam pelestarian budaya telah diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) dan Surat Edaran Bupati.

Ia mengapresiasi upaya tersebut, namun ia juga berpendapat bahwa perlu diperluas agar semua sektor pendidikan, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA, memiliki jadwal tetap untuk melakukan kunjungan sesuai dengan surat edaran yang telah ditetapkan.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Disbudpar Bangkalan, Hendra Gemma D, menjelaskan bahwa Museum Cakraningrat saat ini masuk dalam kategori museum berukuran kecil (type C) dengan jumlah barang koleksi yang masih terbatas.

Namun, pihaknya berharap bahwa museum ini dapat menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik. Dia menyampaikan bahwa hal tersebut sudah masuk dalam programnya.

Ning Suryati, salah satu pemateri dalam seminar Kajian Etnografi, juga memberikan masukan untuk memperbaiki museum.

Dia menyarankan agar museum dilengkapi dengan story line yang jelas dan penataan barang koleksi yang lebih baik.

Selain itu, ia juga menyarankan penggunaan barcode pada setiap benda koleksi untuk memudahkan pengunjung dalam membaca keterangan sejarah benda yang dikunjungi.

"Kan, sekarang HPnya sudah pada canggih. Tinggal dibarcode keluar semua tentang koleksi tersebut. Nah, itu yang harus ditingkatkan tim Cakraningrat," pungkas Analis Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.