Meski orang tua Fakhorizal Aziz, (18) siswa PSHT yang meninggal usai latihan di Padepokan PSHT Jember, sudah menerima dan tidak menuntut pihak manapun. Namun Satreskrim Polres Jember bersama Polsek Sukorambi, masih menyelidiki untuk memastikan penyebab kematian warga kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Selain memintakan visum, polisi meminta keterangan 3 orang saksi.
- Berkas Belum Lengkap, Bareskrim Jadwalkan Periksa Bripka Madih Pekan Depan
- Polisi Akui Tangkap Jeff Smith Terkait Narkoba
- KPK Dalami Dugaan Pungutan Fee Anggaran Pokir APBD Tulungagung
"3 saksi itu merupakan teman-teman korban pada saat latihan," ucap KBO Satreskrim Polres Jember, Iptu Dwi Sugiyanto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (22/1).
Proses penyelidikan ini, lanjut dia, masih pada tahap pengumpulan bahan bukti dan keterangan (Pulbaket). Polisi masih belum mengambil keputusan apapun, karena masih dalam proses penyelidikan.
"Jika (fakta) menguatkan bahwa kematian korban wajar, ya, kita hentikan perkara tersebut," katanya.
Terkait sakit yang diduga menjadi penyebab kematian korban, polisi bakal melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Sedangkan hasil visum tidak ditemukan adanya tanda-tanda di tubuh korban seperti lebam atau bukti kekerasan lainnya.
Adapun Kronologi kejadian meninggalnya korban sebagai berikut:
Pelatih bernama Wage Esa Barlaman bersama korban dan siswa lainnya berkumpul di halaman Padepokan PSHT Sukorambi sekira pukul 15.00 WIB, untuk latihan rutin.
Selanjutnya sebelum dimulai kegiatan latihan pelatih berdoa terlebih duhulu, kemudian menanyakan kepada para siswa apakah ada yang sakit, namun para siswa menjawab tidak ada.
Usai berdoa pelatih kemudian melanjutkan kegiatan latihan seperti biasanya, diawali dengan pemanasan diantaranya lari-lari di tempat, lari tinggi, lari cepat, penguatan, pus up, sit up.
"Dilanjutkan dengan mengulangi gerakan yang sudah diajarkan sebelumnya, selama kurang lebih 1 jam," kata Kapolsek Sukorambi, AKP Agus Yudi Kurniawan.
Usai pemanasan ini, dilanjutkan dengan teknikan, dengan cara para siswa duduk melingkar sedangkan pelatihnya berada di tengah dengan posisi berdiri. Kemudian para siswa melakukan teknikan secara bergantian kepada pelatih.
Selang beberapa lama latihan teknikan ini, korban ijin ke kamar mandi dengan alasan pusing, sehingga latihan sempat dihentikan. Korban pergi ke kamar mandi depan. Selang beberapa menit dari kamar mandi korban kembali ke teman-temannya. Namun korban belum sempat duduk korban ijin untuk istirahat di pinggir tidak mengikuti kegiatan.
"Bahkan korban berpamitan kepada pelatih ijin ke kamar mandi. karena tak kunjung kembali, temannya bernama virgo mencarinya, korban ditemukan pingsan dengan kondisi miring," terangnya.
Korban yang dibawa ke Puskesmas Mangli, selanjutnya dirujuk ke RS Siloam, yang beberapa saat kemudian meninggal dunia.
Sebelumnya, heboh seorang pesilat PSHT Jember, Fakharijal Aziz (18), meninggal, Jumat (19 Januari 2024) malam. Dia diketahui sudah meninggal di rumah sakit Siloam Jember. Siswa dengan sabuk hijau ini dibawa ke RS Siloam setelah ditemukan tak sadarkan diri di kamar kecil usai mengikuti sesi latihan rutin di Padepokan PSHT Jember, di Kecamatan Sukorambi, Jember.
Berdasarkan hasil visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Karena itu, pihak keluarga menerima kematian korban sebagai sebuah musibah.
- Kembali Tegas Tolak Sistem Proporsional Tertutup, 8 Fraksi Nyatakan Sikap Bersama
- Kejari Tanjung Perak Limpahkan Tersangka Korupsi Kredit dari PT Bank Jatim ke PT SEP
- Pemilik Restoran Aloha Gugat Puskopal