Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa menjadi motor penggerak oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka selama lima tahun ke depan.
- Maju Calon Bupati Banyuwangi 2024, Kader Gerindra Daftar Lewat PDIP dan PKB
- Alasan Bupati Hendy Maju Lagi Periode Kedua di Pilkada 2024
- Jelang Pilkada Serentak 2024, Sri Untari Bisowarno Tekankan PDIP Tegak Lurus Ikut Instruksi Megawati
Analis politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat, PKS dan PDIP memiliki pengalaman panjang sebagai oposisi sehingga bisa mengawal keseimbangan demokrasi di pemerintahan Prabowo-Gibran.
"PDIP dan PKS berpeluang besar menjadi partai oposisi. Dua partai ini sudah biasa menjadi partai oposisi," kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (22/2).
Pengalaman 10 tahun menjadi oposisi di rezim yang berbeda, membuat PDIP dan PKS memiliki ideologi yang tidak mudah patah dengan iming-iming kursi kekuasaan.
Kata Jamiluddin, hal ini membuat nilai tambah bagi komposisi oposisi pemerintah lantaran dikawal ketat oleh dua partai politik yang berpengalaman menjadi oposisi.
"PDIP dan PKS juga partai ideologis yang tidak mudah goyah karena iming-iming jabatan. Politik pragmatisme jauh dari dua partai tersebut," demikian Jamiluddin.
- Maju Calon Bupati Banyuwangi 2024, Kader Gerindra Daftar Lewat PDIP dan PKB
- Alasan Bupati Hendy Maju Lagi Periode Kedua di Pilkada 2024
- Jelang Pilkada Serentak 2024, Sri Untari Bisowarno Tekankan PDIP Tegak Lurus Ikut Instruksi Megawati