Tertangkapnya Kapolsek Astanaanya Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi dan belasan anggota yang diduga menggunakan narkoba, menjadi pintu masuk untuk mengungkap mafia peredaran narkoba.
Dikatakan analis intelijen, pertahanan dan keamanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, kerja institusi Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo patut diapresiasi.
Meski demikian, Nuning sapaan akrabnya mengatakan Polri tidak boleh berhenti pada 12 oknum anggotanya itu.
Kompol Yuni, menurut Nuning, bisa dijadikan alat bantu mengembangkan temuan baru yang terkait dengan bandar narkoba.
"Seyogyanya penangkapan Kapolsek Kompol Yuni Dewi itu dijadikan alat bantu mengembangkan temuan2 baru bandar2 narkoba yang ada," kata Nuning melansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (20/2).
Analisa Nuning, biasanya seorang bandar kerap melakukan penyamaran, sehingga sangat sulit untuk diidentifikasi.
Para oknum aparat yang ditangkap ini, bisa jadi pintu masuk dalam menangkap para gembong narkoba.
"Biasanya bandar melakukan desepsi atau penyamaran sehingga tak dapat diketahui aparat. Jangan berhenti hanya mencopot yang bersangkutan (Kompol Yuni) saja tapi usut tuntas sampai ke gembong-gembong mafia narkoba-nya," demikian Nuning.
- Kasus Narkoba di Satpol PP Gresik, Syaiful Mubarok Dituntut Hukuman 12 Tahun Penjara Denda Rp1,5 M
- Sebulan Polres Jember Bekuk 35 Tersangka Narkoba, 1 Bandar Antar Provinsi Jatim-Aceh
- Grebek Rumah Penjual Pil Dextro di Banyuglugur Situbondo, Polisi Temukan Ribuan Pil