Pertemuan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menjadi bentuk keharmonisan antara elit politik dengan organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.
- Pilpres 2024 Kemungkinan Dua Putaran, Paslon 1 dan 3 Berpeluang Koalisi
- Puan Maharani Buka Rapat Paripurna ke-10, Ini yang Dibahas
- Kritikan Ganjar ke Pemerintahan Jokowi bukan Instruksi PDIP
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan, pertemuan Puan dan PBNU sekaligus menjawab dikotomi antara kaum nasionalis dan Islam.
“Banyak resistensi kelompok nasionalis dan kelompom Islam, hari ini mungkin saya mengatakan Puan ingin menunjukkan bahwa saya sebagai wakil nasionalis maka kami pun dekat dengan kelompok-kelompok Islam itu,” ujar Ujang kepada wartawan, Rabu (16/3).
Ujang mengatakan lewat pertemuan kemarin, Puan sudah mendapatkan momentum yang tepat dalam sejumlah diskursus politik nasional.
“Ketika rakyat tidak ingin menunda Pemilu 2024, Puan mengatakan usai paripurma, lalu banyak mengatakan Puan tidak dekat dengan kelompok Islam," katanya dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
"Hari ini nasionalis dekat dengan kelompok Islam, itu kan menurut saya hal yang positif untuk saat ini dan ke depan,” demikian Ujang.
- Gus Ipul: Tidak Niat PBNU Gembosi Suara PKB
- Coblosan Pemilu 2024 Usai, Ketua PBNU Ajak Seluruh Umat Tetap Menjaga Kerukunan
- Soal Ucapan Gus Nadir, Ketua PBNU Pastikan Warga NU Taat Rais Aam