Kawal Dugaan Penodaan Agama Pelapor Kekerasan Seksual Sekolah SPI, Komunitas Anti Penista Agama Surati Jokowi dan MUI 

Achmad Mustajib dan Tjetjep Muhammad Yasien  usai mengadukan dugaan penodaan agama di SPKT Polda Jatim, Senin sore (29/8)/RMOLJatim
Achmad Mustajib dan Tjetjep Muhammad Yasien usai mengadukan dugaan penodaan agama di SPKT Polda Jatim, Senin sore (29/8)/RMOLJatim

Dugaan penodaan agama yang diduga dilakukan pelapor kasus kekerasan seksual pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI), SDS dan JL bakal berbuntut panjang. Selain diadukan ke Polda Jatim, Komite Anti Penista Agama yang diwakili Achmad Mustajib juga akan mengadu ke Presiden Jokowi hingga ke Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Dalam pengaduannya di Polda Jatim, Komite Penista Agama menduga SDS dan Jl telah melakukan penodaan agama dengan menggunakan hijab saat tampil di televisi dan konten Youtube, padahal kedua teradu bukan Islam.

Demikian disampaikan Tjetjep Muhammad Yasien selaku kuasa hukum Komite Penista Agama usai mengadukan dugaan penodaan agama di SPKT Polda Jatim, Senin sore (29/8).

"Saya juga akan mengadu ke Presiden, Jaksa Agung, Kapolri, DPR dan MUI untuk memperjelas identitas teradu agar tidak disalahgunakan, patut diduga ini dilakukan untuk mencari simpati," katanya.

Menurutnya, perbuatan SDS dan JL tidak bisa ditolerir. Sebab mereka telah berdandan dan mengesankan sebagai Muslimah. Padahal mereka bukan Islam. 

"Memang ada dari mereka yang ber-KTP Islam. Tapi setelah itu mereka masuk Nasrani dan dibaptis. Kami punya buktinya (surat baptis)," tutur Gus Yasien, sapaan akrabnya. 

Gus Yasien juga menunjukkan foto-foto mereka mengenakan hijab syar'i saat diwawancarai beberapa stasiun televisi atau saat menggelar konferensi pers.

"Kami punya bukti-buktinya mereka mengenakan hijab. Janganlah begitu. Kalau mau mencari keadilan janganlah menggunakan simbol-simbol agama," tegas pria alumni Tebu Ireng ini. 

Ditambahkan Gus Yasien, pihaknya mendampingi pelapor ke Polda Jatim karena khawatir apa yang dilakukan SDS dan JL akan merembet ke masalah SARA. 

"Ini gawat. Ujung-ujungnya bisa SARA. Harus dihentikan. Termasuk pada pihak-pihak yang mendorong SDS dan JL mengenakan hijab dalam mencari keadilan. Sementara cara-cara yang dilakukan tidak baik," tandasnya.

Gus Yasien meminta agar SDS dan JL tidak lagi membuat opini menyesatkan bahwa mereka adalah seorang Muslim. Sebab hal ini akan dapat merugikan mereka sendiri. 

"Jangan tanggalkan agamamu demi meraih simpati umat Islam. Kalian harus percaya hukum. Jangan bikin opini dengan membuat kebohongan. Dalam urusan hukum, umat Islam akan mendukung siapa saja yang menjadi korban tanpa peduli agamanya apa," kritik Gus Yasien.

Sementara itu Achmad Mustajib mewakili Komite Anti Penista Agama menilai perbuatan SDS dan JL berpotensi memecah belah kerukunan umat beragama.

"Kami menilai ada yang salah dari perbuatan SDS dan JL saat tampil di televisi dan konten Youtube. Awalnya saya melihat mereka sebagai seorang Muslimah dengan mengenakan hijab syar'i. Namun belakangan saya mengetahui bahwa mereka beragama Nasrani," terang Mustajib pada awak media di halaman Polda Jatim.

Seperti diberitakan sebelumnya,  kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa pendiri sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, JEP, pertama kali dilaporkan SDS. 

Sidang telah digelar beberapa kali di Pengadilan Negeri (PN) Malang dan sidang terakhir masuk pembacaan duplik (Jawaban Terdakwa). 

Selama sidang itu, SDS dan JL menjadi narasumber di beberapa podcast Youtuber terkenal dan stasiun televisi. Mereka menceritakan kasus kekerasan seksual yang dialaminya. Namun demikian, ada beberapa momen tertentu yang ditangkap publik, mereka mengenakan hijab. Sementara pada momen lain mereka tampil tanpa hijab.

Dahlan Iskan dalam tulisannya di Disway berjudul "Pagi Batu" tayang pada Kamis, 21 Juli 2022, juga sempat mempertanyakan hal itu. "SDS memang sempat jadi bintang media. Setelah mengadu ke polisi itu dia laris. Diwawancarai banyak stasiun TV. Seandainya saya berhasil menghubungi SDS sebenarnya ada satu pertanyaan lagi yang ingin saya sampaikan: mengapa saat tampil di TV-TV itu SDS mengenakan jilbab dan baju syar'i. Padahal dia itu Kristen," demikian mengutip tulisan Dahlan Iskan.