Kenaikan BBM Hambat Target Pemerintah Turunkan Stunting 

Foto ilustrasi/Net
Foto ilustrasi/Net

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya akan mengganggu perekonomian masyarakat dan menyebabkan inflasi. Tetapi, kenaikan harga BBM juga bisa menghambat target pemerintah dalam mengurangi angka stunting.


Begitu dikatakan anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin. Menurutnya, angka kemiskinan akan meningkat jika BBM naik harga yang akan berdampak pada daya beli konsumsi kecukupan gizi pada masyarakat kelas bawah.

"Rencana kenaikan BBM khususnya yang bersubsidi, itu akan berdampak ke masyarakat bawah, yaitu dampak ekonomi, dan jumlah masyarakat miskin mungkin akan bertambah," ujar Alifudin kepada wartawan, Selasa (30/8).

Mengutip Badan Pusat Statistik mencatat, dikatakan legislator PKS ini, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang.

Menurutnya, angka tersebut tidak boleh dipandang biasa saja. Utamanya, dalam melihat kecukupan gizi pada anak-anak dari keluarga miskin.

"Saya sempat membaca hasil penelitian bahwa menurut Grace Fernald, anak pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah lebih berisiko mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi yang rendah, meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi," terangnya.

Alifudin juga menambahkan bahwa ketika BBM Naik, khususnya subsidi, dugaannya akan membuat target presiden mengenai stunting sulit tercapai.

"Presiden ingin angka stunting berkurang sampai 14 persen, data sebelumnya kan pada survei Maret 24,4 persen, jadi mengurangi 10 persen dengan potensi dampak bertambahnya masyarakat ekonomi rendah itu cukup berat," pungkasnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.