Menko PMK Muhadjir Kunjungi Ponpes Shiddiqiyah Ploso Jombang

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengunjungi Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Desa Losari Ploso, Kabupaten Jombang, Senin (12/9).


Dalam kunjungannya, ia didampingi sejumlah rombongan dan disambut langsung oleh Ketua DPP Orshid (Organisasi Shiddiqiyah) Joko Herwanto dan Ketua Umum Dibhra Shiddiqiyah Nyai Sofwatul Ummah dan sejumlah pengurus pesantren.

Selanjutnya, Muhadjir dan sejumlah pengurus pesantren ini ditemui oleh Mursyid Shiddiqiyah Kiai Mukhtar Mu'thi di ruang pertemuan. Di ruangan itu, berlangsung pertemuan secara tertutup kurang lebih selama 25 menit.

"Kunjungan ini dalam rangka silaturahim, juga mengecek pondok pesantren. Alhamdulillah, semua sudah lancar, proses belajar mengajar juga sudah baik seperti sediakala," kata Muhadjir Effendi dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan, bahwa pertemuan ini sebatas silaturahim sekaligus melihat secara langsung pesantren yang sudah beraktifitas sediakala.

Untuk itu, dia berpesan agar pesantren terus berbenah menyongsong Indonesia Emas tahun 2045. Terlebih didukung oleh UU (Undang-undang) Pesantren.

"Apalagi sekarang ini, sudah ada UU pesantren. Dan saya sangat yakin pondok Shiddiqiyyah ini menjadi elemen penting dalam membangun bangsa. Terutama soal nasionalisme. Semboyan 'hubbul wathon minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman)' di pesantren Shiddiqiyyah juga sangat luar biasa," jelasnya.

Usai pertemuan, Menko PMK Muhadjir Effendi melanjutkan shalat Maghrib berjamaah di Masjid Ponpes. Sekitar 30 menit, rombongan Menko PMK ini kembali melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Sebelum mengunjungi Ponpes Shiddiqiyah, Muhadjir terlebih dahulu menghadiri kegiatan sosialisasi pencegahan stunting di Desa Losari, Ploso. Dia sangat serius dalam penanganan stunting atau gizi buruk dan juga pada kualitas hidup yaitu menekan kemiskinan ekstrem.

"Program prioritas yang menjadi perhatian bapak Presiden RI itu pertama penanganan stunting dengan target 14 persen pada tahun 2024, dan kedua kemiskinan ektrem yang diharapkan nanti 2024 sudah tidak ada lagi miskin ekstrem," pungkasnya.