Pemilu 2024, PDIP Target 30 Persen Kuota Perempuan Di Legislatif

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

 Peran perempuan sangat penting dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara. Termasuk peran perempuan untuk terjun dalam dunia politik, menjadi keharusan saat ini, guna ikut berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.


Hal ini yang ditunjukkan PDI Perjuangan Jatim terkait peran perempuan dalam dunia politik untuk berkontribusi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dalam seminar peringatan hari ibu tahun 2022 yabg mengembil tema refleksi kongres peremouan dalam implementasi jaman, dengan sub tema sharing dan exposure pengalaman para kader perempuan partai ditingkat legislatif dan eksekutif, di Kantor DPD PDI Perjuangan Jatim, Sabtu (24/12/22).

Berapa narasumber diantaranya pengurus DPP PDI Perjuangan yang ada di DPRRI, seperti Puti Guntur Soekarno Putri, Sri Rahayu, Sadarestuwati dan Indah Kurnia. Beberapa Kepala Daerah perempuan di Jatim dari PDI Perjuangan seperti, Dewanti Rumpoko Walikota Batu dan Indah Raya Wakil Walikota Madiun, serta anggota DPRD Jatim perempuam dari Fraksi PDI Perjuangan, menjadi pembicara dalam acara yang dikemas secara luring dan daring tersebut.

Menurut Sri Untari ini digelar untuk memberikan motivasi kepad kader kader perempuam PDI Perjuangan untuk lebih maksimal lagi didalam menjalankan intruksi partai untuk selalu bersama rakyat, di balik kodratnya sebagai perempuan ssbagai ibu rumah tangga.

"Data yang ada di jatim 30-40  perempuan yang ada, mulai baik pengurus mulai DPD sampai pengurus ranting dan kader diluar atruktur, yang siap menjalankan intuksi Ketua Umum bu Megawati untuk selalu berada di tengah masyarakat, menangis dan tertawa bersama masyarakat,"

"Ini kita lakukan agar mereka punya kemampuan dan integritas lebih lagi dalam membangun kebersamaan partai dengan masyarakat," lanjutnya.

Kata Untari, yang lebih utama kita meminta mereka agar dalam aktifitasnya mereka tidak mengabaikan tugas kodratnya sebagai perempuan dalam keluarganya.

"Ini penting sehingga mereka bisa membagi waktu. Sebab peran perempuan sangat penting bagi pembangunan demokrasi di negara ini. Demokrasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa kesetaraan perempuan dan laki laki," tegasnya. 

Dalam acara yang juga menghadirkan I Gusti Ayu Bintang Darmawati Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak RI yang menjadi pembicara secara daring ini mengatakan peran perempuan untuk menjadi anggota DPRRI maupun DPRD Propinsi, Kota dan Kabupaten masih belum banyak yang memenuhi 30 persen keterwakilan perempuan sebagiamana amanat Undang Undang yang ada.

"Di DPRRI dari masih 20,9 persen dan di daerah belum ada lembaga legislatif yang menempatkan 30 persen perempuan. Termasuk perempuan yang duduk di Eksekutif baik Kepala Daerah maupun Wakil Kepala Daerah," ujarnya.

Ini katanya cukup ironis. Pasalnya secara data Kependudukan, populasi perempuan dinegara ini lebih banyak dibandingkan jumlah populasi laki laki yang ada.

"Untuk itu, peran perempuan  harus lebih ditingkatkan perannya sehingga bisa membuktikan perempuan bisa lebih berperan dalam memberikan kontribusinya bagi bangsa dan negara," tegasnya.

Ini juga ditegaskan Sri Rahayu Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga anggota DPRRI yang meminta Perempuan khusunya yang masuk sebagai kader PDI Perjuangan, harus bekerja keras lagi, serta membuktikan bahwa perempuan tidak harus mendapatkan fasilitas karena persoalan gender 30 persen.

"Perempuan adalah sosok yang kuat dan bisa mandiri. Maka perempuan harus bisa bangkit sendiri dengan kekuatan yang dimiliki," ujarnya.

Ini juga didukung pernyataan anggota DPRRI Indah Kurnia yang menyatakan perempuan adalah sosok yang kuat dan luarbiasa. Perempuan bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

"Sehingga perempuan jangan hanya mengandalkan 30 persen persoalan gender. Perempuan harus bisa menjadi sosok membangakan yang bisa memberikan bukti untuk bisa berkontribusi guna pembangunan bangsa dan negara," ungkapnya.

Sedangka anggota DPRRI Puti Guntur Soekarno Putra mengatakan Perempuan harus memiliki sifat multitelenta bila ingin berperan lebih lagi, diluar tanggung jawab kodratnya sebagai perempuan.

Untuk itu urusan domestik (rumah tangga) lanjutnya harus selesi terlebih dahulu dalam diri perempuan. Sebab ini katnya akan membuat perempuan muda dalam melakukan berbagai kegitan diluar urusan wajib tanggung jawab di keluarga yang menjadi kodrat perempuan.

"Perempuan yang berpolitik akan mudah dalam menjalankan tugas tugas kepartainnya,  bila bisa benar benar membagi waktunya. Perempuan  harus berani, berpikir cerdas dan progresiv. Dengan begitu makan akan membuat perempuan bisa diterima ditengah tengah masyarakat dan aktifitasnya," tegasnya.

Ini juga diamini Walikota Batu Dewanti Rumpoko. Menurutnya perempuan bisa berkiprah maksimal bila sudah selesai urusan keluarga dalam artian mendapat ijin dan dukungan penuh anak dan suami.

"Dengam dukungan penuh keluarga, anak dan suami. Maka perempuan yang berkiprah dalam dunia politik akan lebih maksimal lagi perannya untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara, khususnya dalam mewujudkan apa yang menjadi amanah PDI Perjuangan yakni mensejahterakan masyarakat," pungkasnya.