Cukup Boikot

Bocah Palestina nampak gemeteran dan ketakutan akibat ledakan bom/Ist
Bocah Palestina nampak gemeteran dan ketakutan akibat ledakan bom/Ist

BOCAH Palestina membuat pilu dunia. Dia nampak gemeteran. Tidak tahu apa yang terjadi. Dia awalnya tidur. Tiba-tiba bangun dan ketakutan. Akibat ledakan bom. 

Saat bangun, dia tidak mendapati kedua orangtuanya. Tahu-tahu dia dievakuasi ke rumah sakit. Ada banyak orang berseliweran.

Dia tak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya penuh dengan debu akibat hancurnya rumah-rumah terkena ledakan bom.

Saat ditanya bocah itu tidak menjawab. Matanya yang bundar seperti boba hanya bisa menatap kosong. Kakinya gemeteran. Kaku. Lalu, seorang dokter mendekati dan memeluknya. Menanyakan. Dijawab oleh bocah itu dengan tangisan. Tangisan  mengobok-obok hati orang yang melihatnya. 

Ada lagi balita perempuan cantik dan imut selamat dari ledakan. Sama dengan bocah tadi. Tubuhnya penuh dengan debu. Ada beberapa luka di tubuhnya. Petugas medis mencoba membersihkan luka-lukanya. Dia sama sekali tidak menangis. Kuat. Hanya bisa menatap kosong. Pasrah. Sekarang dia jadi viral. Penduduk dunia memandang pilu. 

Kemudian ada seorang tenaga medis yang terlihat menggendong seorang bayi di dalam mobil ambulance menuju rumah sakit. Usianya masih beberapa bulan. Pria itu tidak bisa menyelamatkan kedua orangtuanya yang tewas saat ledakan bom Israel. Pria itu terus membuat bayi tersenyum. Dan saat bayi bisa tersenyum, tenaga medis itu tak bisa menyembunyikan airmatanya. Menangis sedih. Miris. 

Di tempat lain, seorang bayi berhasil dievakuasi. Dan diletakkan di pinggir jalan. Sementara orang-orang pada sibuk mengevakuasi korban-korban ledakan bom yang berjatuhan. Seorang jurnalis mendekati bayi yang masih diselimuti. Menggoyang-goyangkannya. Mencoba membuatnya tertawa. Berhasil. Bayi tertawa. Mungkin sang jurnalis tak ingin bayi itu khawatir dengan keadaan sekitar. Mengharukan. 

Di rumah sakit, seorang balita tertidur dengan balutan perban di kepala. Diberi irisan buah semangka. Dikunyah pelan-pelan. Sambil matanya terpejam. Mungkin saking pedihnya merasakan luka di kepala. Saat semangka dijauhkan, tangannya mencoba meraih buah semangka itu lagi. Lalu, buah itu diberikan. Dipegang dengan jari-jarinya yang mungil. Dikunyah. Tak mau langsung dihabiskan. Maunya dinikmati. Matanya tetap terpejam.

Di jalanan, seorang bocah Palestina nampak lahap menyantap makanan rumput. Saking laparnya. Rumput itu disantap seperti menyantap hidangan ayam. Lahap sekali. Barangkali Tuhan telah mengubah rasa rumput itu menjadi rasa ayam. Wallahu'lam. 

Di tempat lain, nampak seorang pria menunjukkan jasad bocah perempuan berlumuran darah. Sudah tidak bernyawa. Seperti boneka. Hidupnya yang masih panjang berhenti setelah terkena serangan bom dan meluluhlantakkan gedung dan rumah warga. Sambil berteriak, dia mengutuk serangan Israel yang membuat anak-anak menjadi korban. Setelah itu dia pelan-pelan memasukkan jasad anak itu ke dalam sebuah truk bersama jasad-jasad lain untuk dimakamkan secara massal. 

Selanjutnya, seorang ibu mendapati kedua anaknya tewas mengenaskan. Hati ibu mana yang tidak teriris-iris melihat kedua buah hatinya meregang nyawa saat bermain bersama dan pada akhirnya adik dan kakak itu tewas bersama-sama. Hanya tangisan yang terdengar dari suara ibu. Sambil menggendong buah hatinya yang kecil, memeluknya sesaat, tak kuasa menahan tangis, kemudian dia meletakkan jasad berjejer  dengan kakaknya yang sudah terbujur kaku. 

Di luar rumah sakit, bocah perempuan berteriak-teriak memanggil ibunya yang sudah ditutupi kain kafan. Dia terus memanggil ibunya supaya bangun. Tapi yang dipanggil tetap tidak merespon. Saat jasad sang ibu dibawa petugas medis untuk dimakamkan, bocah itu terus mengikuti dan memanggil ibunya agar bangun dari tidur. Dia tidak mau ditinggal sendirian di dunia. Dia merasa belum cukup kuat hidup di dunia tanpa ibu. 

Di gedung-gedung yang hancur terkena ledakan bom, sebuah evakuasi berjalan sangat dramatis. Seorang tenaga medis menemukan bocah tertelungkup di bawah reruntuhan gedung. Hanya terlihat punggungnya. Dibantu warga, pria itu berusaha menggali dengan tangan kosong. Terus dan terus. Saat berhasil mengeluarkan kaki bocah, terlihat ada pergerakan. Dia terus menggali tanah yang menutupi kepala si bocah. Dan berhasil. Bocah itu masih hidup dan langsung dibawa ke ambulance. Tenaga medis itu langsung berteriak histeris. Menangis sejadi-jadinya karena berhasil menyelamatkan satu nyawa seorang anak Palestina. Teriakan "Allahu Akbar" pun membahana.

Ini hanya sekelumit gambaran genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Selama periode 7 Oktober-1 November 2023, United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 8.900 warga Palestina tewas.

Korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa 8.805 orang dan korban luka 22.240 orang. Di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 128 orang dan korban luka 2.274 orang.

PBB hanya bisa menyeru gencatan senjata. Sayangnya, seruan itu ditolak PM Israel Benjamin Netanyahu dan ditolak juga oleh sekutu abadi mereka, yakni Amerika. 

Hingga kini genosida terus dilancarkan. Bom-bom dijatuhkan. Semua tempat disasar. Tidak peduli warga sipil korbannya. Tujuannya memang membumihanguskan bumi Palestina. 

Sementara saat genosida terjadi, McDonald's secara terang-terangan  mendukung militer Israel. Caranya dengan memberi makanan mulai dari burger hingga kentang goreng secara gratis.

Setelah militer Israel kenyang, mereka kembali melanjutkan genosida. Membunuh ribuan warga Palestina tanpa ampun. 

Di sinilah publik dunia geram. Tidak hanya warga Muslim yang mengutuk, warga non Muslim juga turut mengutuk. Selain McDonald's, brand-brand ternama yang trafiliasi dan mendukung Israel pun didemo. 

Warga dunia menyeru aksi boikot. Bahkan ada momen seorang pemuda melemparkan puluhan tikus di gerai McDonald's sebagai bentuk protes. 

Di Turki, aksi boikot dilakukan dengan cara demo dan merusak gerai Starbucks. 

Di Lebanon, gerai McDonald's didemo ratusan warga. Bahkan mengancam McDonald's menutup semua gerainya. 

Di negara-negara Arab lainnya, aksi boikot terus dilakukan. Beberapa gerai Starbucks dan McDonald's

yang biasanya ramai, kini menjadi sepi. 

Di Malaysia, sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, pemerintahnya membuat aturan passpor baru terhadap warganya.  Semua warga Malaysia diijinkan memasuki semua negara kecuali Israel.

Dunia sudah merespon. 

Ya, boikot McDonald's, boikot Starbucks, boikot Coca Cola, boikot Nestle, boikot KFC, boikot Neflix, boikot Disney, boikot produk-produk Unilever, dan boikot produk lain yang berafiliasi dengan Israel. 

Saat ini boikot sedang berjalan. Akibat boikot, saham-saham brand ternama yang terafiliasi dan mendukung Israel berguguran. 

Sementara di Indonesia, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam Sidang Majelis Umum PBB tentang Palestina, Kamis (26/10/2023) lalu, sudah menyatakan sikap tegasnya. Indonesia mengutuk keras pembunuhan warga sipil di Palestina. Menlu Retno juga meminta agar bantuan kemanusiaan dapat diizinkan masuk ke Gaza dengan mudah dan cepat.

"Saya berdiri di hadapan Majelis Umum PBB tentang Palestina (26/10), tidak hanya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, tetapi juga sebagai seorang perempuan, seorang ibu, seorang nenek... dan untuk membela keadilan & kemanusiaan," ujarnya.

Warga Indonesia pun sudah banyak yang merespon. Atas nama kemanusiaan, produk-produk yang terafiliasi dengan Israel mulai diboikot. Paling keras tentu boikot terhadap McDonald's, meski McDonald's Indonesia sudah memberi pernyataan tidak terlibat dengan konflik di Timur Tengah, tanpa sanggup menyebut nama Palestina.

Meski McDonald's Indonesia menyatakan tidak terkait dengan Israel dan mulai membuka promo besar-besaran, tetapi publik terutama netizen sudah terlanjur tidak percaya lagi. Publik menganggap uang franchise McDonald's Indonesia yang mengalir dari konsumen Indonesia tetap masuk ke pusat dan uang itu digunakan sebagai dukungan melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

Ya, selama zionis Israel terus melancarkan genosida terhadap rakyat Palestina, aksi boikot harus terus dilakukan. 

Kita memang tidak bisa berjuang membantu secara langsung Palestina. Setidaknya, dengan aksi boikot ini menunjukkan kepedulian kita terhadap Palestina. Atas nama kemanusiaan, seruan boikot harus terus digaungkan. 

Anda tidak perlu susah-susah mengeluarkan uang. Tidak perlu juga merusak yang berakibat pada hukum. Tak perlu repot demo sana sini. Cukup stop beli produk-produk pro Israel. Itu sudah lebih dari cukup menunjukkan dimana kita berpihak dan mendukung kemerdekaan Palestina.

Ya, cukup boikot.

* Wartawan Kantor Berita RMOLJatim