Pemprov Diminta Mitigasi Untuk Cegah Lonjakan DBD Di Jatim

Wakil Ketua DPRD Jatim Hikmah Bafaqih/ist
Wakil Ketua DPRD Jatim Hikmah Bafaqih/ist

Pemprov Jatim diminta untuk melakukan mitigasi dan pencegahan, agar untuk mengantisipasi peningkatan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jatim. Hal itu dikatakan okeh wakil ketua komisi D DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih pada Selasa (5/3).


Seperti diketahui, kasus di Jawa Timur mengalami peningkatan dalam 2 bulan terakhir. Data Dinas Kesehatan Jawa Timur, mengungkapkan sejak Januari 2024 hingga pekan ketiga Februari dilaporkan sudah terdata 3.638 kasus di berbagai daerah wilayah Jatim.

DBD tertinggi di Kabupaten Probolinggo, sekitar 600 kasus. Sementara di Kota Surabaya dilaporkan sekitar 30 kasus.

"Ada fase dimana DBD ini meningkat. Nah kalau sekarang yang paling banyak Probolinggo, ini harus dilakukan evaluasi dan mitigasi tahun berikutnya. karena terjadi perubahan wilayah. Karena biasanya DBD paling banyak ada di Nganjuk," ujar Wakil Ketua Komisi E  DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih kepada Radar Surabaya, Selasa (5/3).

Politisi PKB ini menambahkan kasus DBD harus segera ditangani, karena rentan berisiko kematian.

"Perawatan DBD ini kan paling tidak harus opname di rumah sakit. Nah saat ini diketahui kondisi rumah sakit tipe A ini full, maka dari itu saran saya agar rumah sakit tipe B tidak mudah memberikan rujukan ke tipe A. Tujuannya agar tidak terjadi antrean. Saya rasa kalau perawatan DBD, rumah sakit tipe B masih bisa kok," terangnya.

Hikmah mengatakan upaya yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan mitigasi persebaran kasus DBD ini agar lebih terkendali. Bencana banjir dan musim hujan, menurutnya juga bisa menjadi salah satu penyebab DBD.

"Maka dari itu saya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan genangan air. Karena biasanya genangan air ini menjadi tempat berkembangnya jentik nyamuk," katanya.