Search: 

Haryanto calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Ngawi dari PKS berharap kondisi Indonesia pasca Pemilu 2019 akan membaik setelah masa kampanye maupun pemungutan suara berlangsung. Menurutnya banyak sekali hal yang melelahkan bangsa ini diantaranya saling gesek antara satu individu dengan lainya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman tak mempersoalkan klaim kemenangan dari kedua kubu pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Saya pikir setiap peserta pemilu bebas saja mereka menyampaikan pendapat, masukan, atau komentar gitu ya,” kata Arief di gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4).

Proses pemungutan suara Pilpres 2019 memang sudah usai, saat ini publik sedang menanti siapa presiden terpilih untuk mengisi jabatan pada periode 2019-2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih melakukan penghitungan dan diperkirakan tidak akan cepat dalam merampungkan hasil hitungan itu. Soal siapa menjadi pemenang, ada beberapa pihak yang memandang hasil hitung cepat sebagai pedoman, dan menilai paslon 01, Joko Widodo-Maruf Amin sebagai juara. Namun di sisi lain, paslon 02 dengan berpedoman hasil hitungan internal lewat penghitungan C1 mengaku berbeda dan mengklaim kemenangan.

Berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga, kunci kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin ada pada Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemenangan di Jawa Tengah bukan hal aneh lagi, sebab itu merupakan kandang Jokowi. Sedangkan di Jawa Timur, kemenangan dengan margin yang besar (antara 65 persen â€" 69 persen menurut quick count) sebenarnya cukup mengejutkan. Sebab, boleh dibilang Jokowi tidak mempunyai kedekatan akar rumput dengan masyarakat Jawa Timur. Memang benar ada tokoh seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mantan Gubernur Jatim Pakde Karwo, mantan Wagub Jatim Saifullah Yusuf, tapi ini adalah tokoh-tokoh yang sudah memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu. Ini mengindikasikan adanya kekuatan tambahan yang membuat margin kemenangan semakin lebar. Menurut pakar komunikasi politik Unair Suko Widodo, salah satu kunci kemenangan tersebut adalah bersatunya kyai-kyai kampung di Jawa Timur. ’’Jadi, jika para elit di Jakarta saling mengklaim kemenangan itu merupakan hal yang semu,’’ katanya. Mereka, kata Suko, hanya memungut hasil kerja keras massa akar rumput yang berjuang di lapangan.

PUJANGGA Jawa, Yosodipuro menggubah sebuah kakawin ”Serat Dewa Ruci” yang disampaikan dalam bentuk macapat selaras rumusan tembang dalam bahasa Kawi, Sansekerta dan Jawa Kuna.