Pembangunan food estate di beberapa wilayah seperti di Kalimantan Tengah hingga Papua berpotensi mangkrak seperti proyek-proyek infrastruktur yang banyak mangkrak di era Presiden Joko Widodo.
- Wali Kota Eri Dukung Green Force Run 2024: Jadikan Kota Lama Sport Tourism di Surabaya
- Migrasi TV Digital Ring 1 Jatim Berlaku Usai Final Piala Dunia
- Lewat Dikpol, Golkar Siapkan Generasi Milenial Untuk Bertarung Di Pemilu 2024
Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mengungkapkan bahwa food estate di Kalimantan Tengah tidak ada orang, padahal sudah bisa ditanam. Sehingga, dihentikan di 43.500 hektare.
"Lahan luas dan proyek food estate itu jika bagus dan menguntungkan masyarakat, pastilah masyarakat akan berduyun-duyun. Karena sekarang banyak yang menganggur dan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan," ujar Muslim melansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/12).
Muslim menilai, proyek food estate bagi masyarakat tidak menguntungkan, sehingga tidak tertarik untuk menanam di lahan food estate, sebagaimana proyek-proyek infrastruktur lainnya yang merugi dan mangkrak.
"Bisa jadi proyek food estate itu mirip dengan banyak proyek infrastruktur yang mangkrak karena perencanaannya tidak matang. Dan itu jelas pasti menghamburkan uang negara dan menimbulkan kerugian," pungkas Muslim.
- Ustaz Abdul Somad dan Habib Rizieq Dukung Anies-Muhaimin, Ini Analisa Pengamat
- Labrak Rocky Gerung, PDIP Disebut Partai Politik Perusak Demokrasi
- PPP Bisa Ikuti Jejak PKB, Tinggalkan PDIP Lalu Bentuk Koalisi dengan PKS-Demokrat