BPJS Kesehatan Apresiasi RSUD Jombang Terkait Implementasi Sidik Jari dan FP- ESEP

Nupati Jombang (kerudung hijau, batik),  Direktur RSUD Ning Eyik (kerudung hijau baju putih),
Nupati Jombang (kerudung hijau, batik),  Direktur RSUD Ning Eyik (kerudung hijau baju putih),

Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan Direktur RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Jombang DR dr Ma'murotus Sa'diyah MKes mendapatkan pernghargaan dari BPJS Kesehatan. Itu karena RSUD Jombang sudah mengimplementasikan rekam sidik jari (fingerprint) dan electronic surat eligibilitas peserta (FP-ESEP).


Sedangkan Bupati Jombang Mundjidah Wahab dinilai berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan dr Lily Kresnowati MKes di Ruang Bung Hatta RSUD Jombang.

"RSUD Jombang sudah mengimplementasikan validasi sidik jari (fingerprint) dengan penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (ESEP). Kemudian dukungan dari Pemkab Jombang juga sangat bagus. Makanya kami memberikan pengehargaan untuk Direktur RSUD dan Bupati Jombang," ujar Lily, Jumat (23/06) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Lily menjelaskan, saat ini dari total 2.953 FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Dari jumlah itu hanya 786 FKRTL yang sudah mengimplementasikan E-SEP dengan Validasi fingerprint atau hanya 26.62 persen.

Nah, lanjut Lily, RSUD Jombang merupakan FKRTL yang cukup bagus mengimplementasikan validasi sidik jari (fingerprint) dengan penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (e-SEP).

"Banyak keunggulan dengan program tersebut. Menghemat kertas, mencegah pemalsuan data dan green manajemen dengan melestarikan alam serta mengurangi sampah," papar Lily.

Dalam kesempatan itu, RSUD Jombang juga menjadi tuan rumah dalam sosialisasi inovasi dari BPJS Kesehatan tersebut. Acara dilakukan secara tatap muka dan online.

"Ada sekitar 2500 lebih peserta yang mengikuti secara online," tambahnya.

Direktur RSUD Jombang Dr dr Ma'marotus Sa'diyah, menjelaskan fasilitas kesehatan melalui rekam sidik jari (fingerprint) dan electronic surat eligibilitas peserta (FP-ESEP) fingerprint memudahkan RSUD dalam pelayanan. Apalagi seluruh pasien kini telah menggunakan e rekam medik.

Pelayanan rekam sidik jari (fingerprint) tersebut khusus untuk pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Selama ini pasien JKN yang berobat ke RSUD Jombang berkisar antara 800 hingga 1200 orang per hari.

Dengan pelayanan manual, tentu saja membutuhkan waktu lebih lama.

Mulai mendaftar, hingga pelayanan di poli masing-masing. Nah, dengan fingerprint dan ESEP menjadikan pelayanan lebih cepat. Pasien JKN tinggal menempelkan sidik jari di anjungan yang sudah disiapkan. Dari situ, pasien mendapatkan 'boarding pass'.

"Boarding pass tersebut kemudian dibawa ke poli yang dituju. Setelah itu pasien menuju ke poli untuk mendapatkan pelayanan jadi lebih cepat dan tidak menunggu lama . Kami sudah menyiapkan tujuh anjungan untuk sidik jari. Yakni, lima di tengah, satu di poli paru, satunya lagi di rehab medik. Akan kita kembangkan lagi dua anjungan di atas," ujar Ning Eyik, panggilan akrab Dr dr Ma’marotus Sa’diyah.

Ning Eyik menjelaskan, pihaknya telah melakukan program tersebut sejak 2018. Namun sempat terkendala saat pandemi Covid-19. Ketika situasi sudah normal RSUD Jombang 100 persen menggunakan pelayanan digital.

"RSUD Jombang juga memiliki fingerprint mobile, dimana pasien yang memiliki keterbatasan untuk melakukan fingerprint seperti pasien disabilitas, maka petugas yang akan mendatangi pasien untuk finger print. Dengan program ini, kami bisa menghemat ribuan kertas dalam satu hari," pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab, dr Lily Kresnowati MKes, Direktur Jaminan pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan, Deputi Direksi Bidang MKU dr Elsa Novelia, MMK, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Mojokerto dr Elke Winasari, AAAK, serta kepala Dinas Kesehatan, drg Budi Nugroho.