Tahap Penyaringan, Satu Bakal Calon Rektor Unej Dinyatakan Gugur

Penyampaian visi, misi dan program kerja Bacarek Unej periode 2024-2028/Ist
Penyampaian visi, misi dan program kerja Bacarek Unej periode 2024-2028/Ist

Pemilihan Rektor Universitas Jember (Unej) 2024-2028 terus bergulir. Saat ini sudah memasuki tahapan penyaringan. Satu dari 6 Bakal Calon Rektor (Bacarek) dinyatakan gugur.


Diketahui, 6 Bacarek itu adalah Dr Mohamad Na’im dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr Ika Barokah Suryaningsih dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof Dr Kahar Muzakhar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Dr Dewi Junita Koesoemawati dari Fakultas Teknik, Prof Dr Sri Hernawati dari Fakultas Kedokteran Gigi, dan Dr Iwan Taruna dari Fakultas Teknologi Pertanian.

"Tahapan penjaringan sudah dilalui, yang berhasil menjaring 6 Bacarek. Saat ini memasuki tahap kedua, yakni tahapan penyaringan, yang terdiri 2 bentuk, yakni penyampaian misi, visi dan program kerja serta tahapan penilaian Bacarek melalui pemungutan suara," ujar Ketua Senat Universitas Jember, Andang Subarhariyanto, dalam rapat terbuka senat, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (8/11).

Andang mengatakan untuk tahapan penilaian Bacarek, yakni yang dilakukan dalam bentuk pemungutan suara, akan dilakukan dalam rapat senat tertutup, pada Kamis (9/11) besok. Hal ini untuk menentukan 3 nama Bacarek yang memperoleh Suara terbanyak. 

"Tiga nama Bacarek yang memiliki suara terbanyak ini yang akan disampaikan ke Mendikbudristek, untuk dilakukan fit and proper test, yang jadwalnya ditentukan oleh menteri," katanya.

Namun dalam tahap penyaringan pertama, lanjut dia, seorang  Bacarek, yakni Dr Dewi Junita Koesoemawati tidak hadir dalam penyampaian misi, visi dan program kerja, di Gedung Soetarjo, di jalan Kalimantan, Rabu (8/2023).

Dia berkirim surat menyampaikan tidak bisa hadir dalam penyampaian visi, missi dan program kerjanya karena masih melaksanakan tugas di luar kota, melaksanakan proyek kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Nganjuk sejak Selasa (6/11) kemarin. 

"Sesuai peraturan, Bacarek yang tidak hadir dalam penyampaian visi, misi dan program kerjanya, otomatis dinyatakan gugur. Dengan demikian, anggota senat hanya akan melakukan penilaian terhadap 5 Bacarek," katanya.

Pantauan Kantor Berita RMOLJatim di lapangan, hanya 5 Bacarek yang menyampaikan Visi, Missi dan program kerjanya yakni Sri Hernawati, nomor urut 2, Muhammad Naim, Nomor urut 3, Prof Kahar Muzakkar, Nomor urut 4 , Dan Nomor urut 5, Calon incambent, Iwan Taruna.

Jalannya acara penyampaian visi, misi dan program kerja disesuaikan dengan nomor urut undian. 

Pertama diawali oleh  Prof Sri Hernawati yang memberikan fokus pada usaha Universitas Jember bertranformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Menurutnya saat ini Unej sudah selangkah lagi menjadi PTN BH, pasalnya seluruh parameter yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek sudah dipenuhi.

Untuk itu dia menyiapkan 17 program kerja yang diharapkan dapat mengantarkan Unej menjadi PTN BH berkeadilan.

Giliran kedua disampaikan oleh dosen FKIP, Muhamad Na’im, dengan  tema paparan Menuju Universitas Jember Berkarakter Lokal Religius Nasionalis Berbasis Sain, Teknologi dan Seni. Dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah ini menjadikan karakter masyarakat Jember yang religius nasionalis sebagai modal untuk menuju pentas dunia. Menurutnya berkiprah di pentas dunia adalah keharusan bagi PTN agar tidak tergilas kompetisi.

Sementara Bacarek ketiga, disampaikan Prof Kahar Muzakhar juga menekankan pentingnya Unej mengukir prestasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di pentas dunia. Selain serius mengikuti pemeringkatan berskala internasional, dosen di FMIPA ini setuju Unej melangkah menjadi PTN BH tanpa harus selalu bersandar pada modal Uang Kuliah Tunggal mahasiswa. Oleh karena itu jika terpilih maka Prof Kahar Muzakhar akan  mendorong penerimaan Unej yang berbasis kegiatan akademik.

Sedangkan pemilik nomor urut empat, Dr Ika Barokah Suryaningtyas, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang kini juga menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal (SPI) menegaskan niatnya membawa Universitas Jember menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Namun sebelum menjadi perguruan tinggi kelas dunia maka ada tahapan yang harus dilalui diantaranya dengan menjadi perguruan tinggi yang memiliki otonomi alias PTN BH. 

Kesempatan terakhir disampaikan Bacarek  petahana, Iwan Taruna, yang menempati urutan 5. Dia memulai paparan dengan cerita pengalaman memimpin Unej di saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Namun walau diterpa tantangan besar ternyata dengan semangat kerja sama dan gotong royong Unej membuktikan mampu berprestasi diantaranya dengan perubahan status menjadi PTN Badan Layanan Umum dan sederet prestasi lainnya.

Menurut dosen di Fakultas Teknologi Pertanian ini ada dua kata kunci penting yakni adaptasi dan inovasi dalam mewujudkan PTN BH.

Seusai penyampaian visi, misi dan program kerja kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan audiens. Beragam pertanyaan diajukan dari pertanyaan pendalaman tentang  program kerja tiap Bacarek, hingga pertanyaan mengenai besaran UKT jika Unej berubah menjadi PTN BH yang diajukan oleh mahasiswa.

Informasi tambahan dari Sekertaris Senat, Fendi Setyawan, yang menjadi moderator dalam kegiatan penyampaian visi, misi dan program kerja Bacarek, berjalan lancar. Kegiatan ini diikuti oleh 68 anggota senat, 295 dosen dan tenaga kependidikan serta 108 mahasiswa.