Tenaga keagamaan yang terdiri dari Guru TPQ, Modin, Penjaga Masjid, Penjaga Musala hingga Penjaga Gereja merupakan bagian dari andil peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Mojokerto.
- Pj Wali Kota Mojokerto Serahkan Zakat dan Infaq kepada Baznas
- Pj Wali Kota Mojokerto Dampingi Plh Gubernur Jatim Tinjau TPS Tematik
- Pastikan Pemilu 2024 Siap, Pj Walikota Mojokerto Cek Gudang Logistik KPU
Hal demikian dikatakan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi tenaga keagamaan Kota Mojokerto, di GOR Seni Mojopahit Kota Mojokerto, Minggu (26/11/2023)
Saat ini ada total 2060 tenaga keagamaan Kota Mojokerto dan semua telah tercover dengan BPJS ketenagakerjaan yang merupakan bagian dari program Pemerintah Kota Mojokerto.
"Kota Mojokerto terus berusaha dalam mewujudkan SDM yang unggul. Keberadaan Tenaga Keagamaan Kota Mojokerto dapat diukur dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang didalamnya terdapat indeks pendidikan,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab disapa Ning Ita.
IPM Kota Mojokerto saat ini mencapai 79,8% berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022. “Indeks Pembangunan Manusia akan terus kita tingkatkan hingga mencapai diatas 80 persen, diantaranya melalui para tenaga keagamaan, melalui peran sertanya,” ujar Ning Ita.
Mulai tahun 2023 semua tenaga keagamaan mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan. “Jadi jika ada Tenaga Keagamaan Kota Mojokerto yang meninggal. Nantinya akan mendapatkan perlindungan asuransi Rp 42 juta yang diberikan kepada ahli warisnya agar anggota keluarga tersebut tidak langsung kehilangan sumber penghasilannya,” jelas Ning Ita.
“Begitu pula kepada kedua anaknya akan diberikan beasiswa hingga selesai S1. Hal ini sebagai apresiasi Pemerintah Kota Mojokerto kepada Tenaga Keagamaan Kota Mojokerto,” tambah Ning Ita.
Sementara pengisi tausiah dr KH Agus Ali Fauzi menambahkan, pandemi adalah peringatan agar kita tidak sombong, mengurangi banyak bicara dan mengurangi banyak makan. Karena banyak makan dan banyak bicara merupakan salah satu sumebr penyakit.
“Pandemi mengajarkan kita untuk bersyukur. Kunci sukses itu fokus, tekun, dan tawakal,” terang dr Agus.
Dikatakan, kalau mau sehat kuncinya jangan emosi. Orang yang emosi itu egonya tinggi. Dan orang yang egois itu rendah di hadapan Allah SWT dan manusia.
“Siapa yang mengalah, nantinya akan mendapatkan istana di surga. Kalau orang sudah minta maaf ya dimaafkan. Guru TPQ jangan ada yang emosian lagi ya,” papar Agus.
Mengambil tema kebersamaan Tenaga Keagamaan Kota Mojokerto, menurut dr Agus, patut dilestarikan.
“Semoga dengan hal itu ibadahnya semakin fokus dan tekun. Bersyukurnya juga terus ditambah agar semakin banyak pintu rezeki yang terbuka. Pandemi sudah selesai. Ayo tinggalkan stres dan melesat lebih tinggi, seperti slgan Kota Mojokerto hebat, kuat dan melesat,” tutu dr Agus.
- Arum Sabil Protes Menteri Nadiem Soal Pramuka Ekskul Tak Wajib: Pelemahan Pendidikan Karakter
- Eks Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin Bakal Maju Lagi di Pilkada 2024
- Silaturahim Syawal Bersama LDII, Pj Gubernur Adhy: Perlu Sinergi Ulama-Umaro Sukseskan Pembangunan