Beras Langka, Jokowi: Jangan Khawatir, Stok Bulog Cukup

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, saat sesi doorstop usai mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Gambir, di Halaman Parkir Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, 14 Februari 2024/RMOL
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi, saat sesi doorstop usai mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 Gambir, di Halaman Parkir Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, 14 Februari 2024/RMOL

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menepis kekhawatiran masyarakat terkait langkanya beras di sejumlah pasar tradisional dan ritel modern pada beberapa hari ini. 


Dalam pernyataannya, Jokowi menegaskan bahwa saat ini stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) masih mencukupi, dan kelangkaan sempat terjadi karena adanya gangguan dalam proses distribusi.

"Stok beras di Bulog masih cukup banyak. Ini hanya masalah misalnya distribusi terganggu karena banjir, misalnya," kata Jokowi usai mencoblos di TPS yang berlokasi di Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN), Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).

Ia pun lebih lanjut meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terlalu khawatir. Sebab, beras premium dan medium tersedia banyak di Bulog dan siap untuk dibagikan kepada masyarakat.

"Beras baik yang medium maupun premium juga di Bulog selalu siap dan selalu ada stoknya. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," tambah Jokowi dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa sebanyak 50 ribu ton beras dari Bulog akan masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Upaya tersebut dilakukan setelah Presiden Jokowi telah memerintahkan agar stok beras di PIBC dan Food Station BUMD DKI Jakarta segera didistribusikan ke pasar baik tradisional maupun modern.

Berdasarkan laporan kepala Bapanas, stok beras Bulog mencapai 1,3 juta ton per Selasa (13/2), meski demikian Arief mengimbau kepada masyarakat untuk membeli beras sesuai kebutuhan, dengan rekomendasi antara 5 kg sampai 10 kg per hari.

Untuk mengatasi kelangkaan, Bulog juga telah memberikan fleksibilitas bagi pedagang eceran untuk membeli beras SPHP Bulog lebih dari 2 ton per transaksi, namun, kebijakan ini hanya berlaku sampai Maret 2024.