Search: 

BANYAK masjid tidak melaksanakan salat Jumat. Pada hari Jumat kemarin. Di Sri Lanka. Bukan takut pembalasan dari umat Kristen. Tapi takut ada kelanjutan bom dari kalangan Islam radikal sendiri. Akibat kecaman umat Islam pada pelaku pengeboman itu.Salah satu yang tetap menyelenggarakan salat Jumat adalah masjid Jami' Colombo. Itu pun di bawah penjagaan tentara bersenjata. Dan yang salat tidak seberapa. Lebih banyak tentaranya. Bom bunuh diri Minggu lalu itu memang mengejutkan. Serentak di empat hotel, satu gereja dan satu perumahan. Ledakan di perumahan ini terjadi saat polisi lagi menggerebek perumahan itu. Lima jam setelah peledakan di gereja. Hotel yang dibom adalah Shangrila, Cinnamon Grand, Kingsbury dan hotel kecil Tropical Inn.Intelijen Barat sebenarnya sudah mengingatkan. Bahkan intelijen India sudah mengirim dokumen tertulis. Dalam tulisan sandi. Yang dikirim 10 hari sebelum kejadian. Sasarannya pun sudah diinfokan: gereja Katolik.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional, Ismail Rumadan menyoroti banyaknya permasalahan yang ditemui terkait pelaksanaan Pemilu 2019. Mulai dari logistik seperti kotak suara kardus, distribusi ke daerah-daerah yang tak sampai tepat waktu, polemik jumlah data pemilih, hingga tudingan adanya kecurangan dalam penghitungan suara hasil pemilu pun tak luput dari sorotannya.

Sempat diwarnai dead lock karena seluruh bakal calon Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) mundur, Tjoetjoe Sandjaja Hernanto akhir kembali terpilih untuk memimpin KAI periode 2019-2024. Penyelenggaran Kongres Nasional ke-3 KAI di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 26-29 April 2019 berakhir dengan cerita yang penuh haru-biru.

LEPAS dari ini sebuah tragedi, bahwa jumlah para "pahlawan" di TPS (KPPS) terus bertambah, seorang teman saya bertanya, bukankah ini bisa juga manajemen isu sehingga perhatian publik tidak lagi pada ketidakjujuran pemilu? Yang gugur itu adalah para "pahlawan" tapi mereka pasti tidak mau kalau pemilu yang mereka perjuangkan akhirnya dikuasai ketidakjujuran. Doa kita untuk mereka yang menjadi "pahlawan" dan keluarga yang ditinggalkan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini benar-benar berduka atas meninggalnya beberapa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) di Surabaya. Sebagai perwakilan pemerintah, ia pun hadir dan mengunjungi atau takziah ke keluarga-keluarga petugas KPPS yang diduga meninggal setelah menjalankan tugas saat pemilu.